Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tega, Hari Gini Enggak Beliin Anak Gadget

19 April 2023   13:24 Diperbarui: 19 April 2023   13:31 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget sudah menjadi kebutuhan pokok anak-anak. (sumber: okezone.com)         

Urusan gadget memang sebuah urusan yang rumit bagi siapa pun yang menjadi orang tua. Diakui atau tidak, posisinya sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok manusia, bersanding dengan sandang, papan, dan pangan. Karena benda itulah yang selalu ada di dekat kita setiap saat.

Sebagai perbandingan saja, pada 30 tahun yang lalu sangat jarang kita menemukan orang sedang menggunakan gadget. Jika ada yang menggunakan, pasti orang itu dari kalangan atas. Sebab harga gadgetnya sendiri sangat mahal, demikian pula dengan kartunya. Pendek kata benda satu itu seakan hanya menjadi hak eksklusif orang-orang golongan atas, sekaligus sebagai penanda status sosial.

Sekarang, situasi itu berbalik 180 derajat. Zaman sekarang, sulit sekali menemukan orang yang tidak memegang gadget di tangannya. Dari segala umuran, lapisan masyarakat, enggak pandang bos atau orang biasa mereka pasti memegang benda satu itu. Kalaupun ada perbedaan, hanya pada masalah harga gadget yang mereka gunakan.

Lebih parah lagi, hampir semua kegiatan kita dapat dilakukan melalui gadget. Kalua dahulu fungsi gadget hanya sekedar untuk komunikasi, sekarang tidak lagi. Bahkan dalam beberapa promo gadget edisi baru, justru bukan fungsi itu yang ditawarkan. Tapi malah fungsi lain, seperti kemampuan kameranya misalnya.

Anak pun Butuh Gadget

Nah, bagi anak-anak kita pun kebutuhan akan gadget kurang lebih sama dengan kita. Kalau pun sedikit beda, anak belum gunakan gadget untuk kepentingan bisnis atau komersial seperti para orang tua. Kepentingan anak lebih banyak pada unsur hiburan.

Kedekatan anak dengan gadget sendiri, sebenarnya telah tampak sebelum pandemic berlangsung. Mereka membawanya ke mana saja, termasuk ke sekolah. Sehingga beberapa sekolah menerapkan pengendalian penggunaan gadget secara ketat, tujuannya adalah agar anak tidak disibukkan  dengan gadget saat di dalam lingkungan sekolah.

Namun saat pandemi berlangsung, semua berubah total. Gadget yang semula dijauhkan dari jangkauan anak, justru didekatkan. Pembelajaran daring pada akhirnya membutuhkan gadget sebagai sarana komunikasi antara guru dan anak-anak. Pada saat itu, gadget yang semula lebih mengutamakan fungsi hiburan pada anak, dapat diubah sebagai sarana pembelajaran. Kegiatan daring, pemberian tugas, pengiriman tugas, pencarian materi tugas, semua dibebankan pada sang gadget tersebut. Sehingga ada semacam pemeo bahwa tidak ada gadget, tidak ada pembelajaran.

Kini pandemi telah berakhir. Pembelajaran pun sudah kembali normal, namun ketergantungan anak terhadap gadget tidak begitu saja dapat dihilangkan. Gadget sudah menjadi bagian tidak terpisahkan bagi mereka, tak ubahnya nyawa. Saat gadget itu tidak berada di tangannya, mereka tampak kebingungan mau berbuat apa. Itulah kondisi yang ada.

Hal inilah yang membuat sebagian besar orang tua seakan ditempatkan pada posisi serba salah saat akan memberikan gadget pada anak. Tidak memberikan berarti akan membuat anak kesulitan dalam pergaulan dan pembelajaran. Tapi jika membelikan, terbayang begitu besar bahaya yang mengancam di balik alat itu. Dalam kehidupan sehari-hari tampak pemandangan yang menyedihkan saat seorang anak harus duduk sendiri, gegara dia tidak mempunyai gadget. Sementara teman-teman di sekitarnya sibuk dengan gadgetnya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun