Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Denmark Kecolongan!

17 Oktober 2021   13:09 Diperbarui: 17 Oktober 2021   13:10 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegilaan Jonatan Christie merampas impian Denmark tampil di final Thomas Cup 2020. (sumber: ANTARA/ Sigid Kurniawan)

Membahas aksi pebulu tangkis kita saat membungkam Denmark semalam, tak ada habisnya. Predikat khusus harus kita sematkan pada Jonatan Christie, "kegilaannya" selama hampir 2 jam mampu menenggelamkan Denmark di depan publiknya. Tak kalah luar biasa penampilan Ginting, walaupun harus kalah dari Axelsen. Aksinya tetap harus diacungi jempol. Satu lagi, the Minions pun tampil memikat.

Sejak awal jumpa, Denmark nampaknya sudah banyak berhitung. Secara matematis mereka punya keunggulan di nomor tunggal. Dalam pertemuan terakhir, dua jagoan mereka mampu mempecundangi Ginting dan Jonatan Christie. Sedangkan tunggal ketiga, diharapkan juga akan mampu meredam Vito.

Berbekal keyakinan ini, maka Denmark tampak sengaja membuang sektor ganda. Hal ini terlihat pada ganda kedua mereka yang terkesan seadanya. Pasangan dadakan yang mereka pasang, seakan sengaja 'dikorbankan". Mereka percaya diri dengan 3 tunggal mereka akan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Namun saat laga dihelat, ternyata tidak semua skenario berjalan baik. Meskipun Axelsen menang, namun kubu Denmark tetap harus menahan nafas. Aksi ulet Ginting tak jarang membuat Axelsen beberapa kali harus terjatuh. Apalagi ditambah dengan rekor pertemuan mereka selama ini 4 -- 4. Artinya semua kemungkinan bisa terjadi.

Pada partai kedua, Denmark tampak menyerahkan semua pada pemain. Mereka tanpa beban mengikuti partai ini. Keperkasaan the Minions membuat mereka harus realistis. Walaupun sempat terjadi rubber game, namun the Minions mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Walhasil skor 1 -- 1, masih sesuai skenario Denmark.

Bencana bagi Denmark justru terjadi di partai ketiga. Mereka tidak menyangka bahwa Jonatan Christie tengah dalam tingkat "kegilaan" tingkat tinggi dalam permainannya. Kesuksesannya membekap tunggal kedua Taiwan nampaknya menjadi motivasi tersendiri. Gim pertama pun selesai dengan skor 25 -- 23 untuk Jonatan Christie dalam pertarungan yang sengit.

Angin segar nampaknya menerpa kubu Denmark manakala Antonsen mampu mengambil gim kedua. Jonatan Christie kembali pada penyakit lamanya. Dia selalu kehilangan angka atas kesalahannya sendiri. Beberapa kali finishing gagal menghasilkan poin. Dan Jonatan Christie pun terpuruk di angka 16.

Situasi ini membuat Antonsen semakin meningkatkan tekanannya, dan Jonatan Christie tercecer pada skor 5 -2. Situasi yang sangat rumit tentunya bagi Jonatan Christie dan kubu Indonesia. Namun entah dengan kekuatan apa, Jonatan Christie mampu bangkit dan merebut angka 11 pada interval gim ketiga. Setelah itu Jonatan Christie pun tak terbendung lagi.

Kegilaan Jonatan Christie ternyata berdampak buruk pada Antonsen. Tensi pertandingan yang begitu tinggi sangat menguras stamina Antonsen. Beberapa kali dia mencoba mencuri waktu untuk mengambil nafas, sampai dia mendapatkan kartu kuning akibat mengulur-ulur waktu.

Kondisi berbeda terjadi pada Jonatan Christie. Meskipun juga terkuras tenaganya, penampilannya masih relatif stabil. Bahkan masih mampu mendikte Antonsen. Hingga bola terakhir Jonatan Christie tak mampu lagi diambil Antonsen. Dan skor kemenangan pun menjadi milik Jonatan Christie.

Pertarungan 100 menit ini benar-benar menguras emosi siapa pun yang  berada di Ceres Arena. Publik Denmark pun dibuat terkesima dengan kemenangan ini. Bagi Denmark sendiri kekalahan Antonsen berarti pula bahwa permainan telah selesai, alias game over. Partai keempat sudah tidak mungkin membantu mereka meraih mimpi tampil di final Thomas Cup di depan publiknya sendiri.

Pertarungan ini pun menjadi satu pembuktian lagi bagi Jonatan Christie. Jika kemarin dia menjadi pahlawan saat membekap tunggal kedua Taiwan, kali ini dia mnjadi pahlawan yang lebih penting lagi.

Lembah Tidar, 17 Oktober 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun