Akhirnya semua berjalan sesuai rencana. Di lahan konvensional tanaman sayur yang saya pilih adalah kacang panjang, tomat, terung, dan cabe. Sedangkan untuk hidroponik bergantian, antara kangkung dan sawi pakchoy.
Segala jerih payah rasanya terbayarkan, saat melihat hijau tanaman. Apalagi saat mulai memanen dan memasaknya. Entah sugesti atau apa, sayur-mayur yang ditanam dan dipanen dari kebun sendiri lebih enak rasanya.
Kalau menurut para ahli pertanian, karena tidak mengandung bahan-bahan kimia. Sebab selama proses penanaman, hanya menggunakan pupuk yang ramah lingkungan. Di antaranya kompos, kotoran kambing ataupun ayam. Bahan-bahan ini jauh dari kandungan berbahaya, seperti pestisida dan sejenisnya.
Namun beda lagi dengan Analisa psikologis. Rasa enak tadi muncul dari dalam jiwa. Rasa puas karena menikmati hasil karya sendiri, membuat semua terasa enak di lidah dan hati. Jerih payah dan cucuran keringat berbalas tuntas.
Entah mana yang benar. Kalau menurut saya kedua-duanya benar. Urusan rasa memang tidak dapat dinilai dengan uang.
Oh, ya selain sayur-mayur, di sebagian lahan ada juga beberapa tanaman buah. Ada kelengkeng, jambu, mangga, nangka, dondong dan srikaya. Sama dengan sayur-mayur. Saat salah satu dari mereka masak. Terasa kenikmatan yang luar biasa saat menikmatinya.
Hm, berarti nggak ada ruginya dong berkebun di lahan sendiri, walau sesempit apapun.
Lembah Tidar, 25 Juli 2021