Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menulis dan Membaca adalah Pasangan Tak Terpisahkan

30 Juni 2021   12:58 Diperbarui: 30 Juni 2021   13:37 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: republika.co.id

Sebagian dari kita mungkin kurang menyeimbangkan keduanya. Ada satu pihak mengutamakan satu di antara yang lain. Sehingga salah satu di antaranya harus kita pinggirkan. Ada yang membaca saja, ada pula yang hanya menulis saja. Pertanyaannya, apakah itu salah? Jelas tidak, karena semua itu merupakan hak azazi bagi siapapun. Kita tidak boleh mengatur-atur hak tersebut.

Namun, mungkin Sebagian kita tidak mengetahui bahwa keduanya adalah pasangan yang seharusnya tak terpisahkan. Ketrampilan keduanya dapat dikembangkan bersamaan. Permasalahan salah satunya kurang berkembang alias stunting tak mengapa. Minimal kita sudah mencoba mengembangkannya.

Mungkin ada yang menganggap membaca itu mudah. Ya benar, kalau kita hanya membacanya. Seperti kita menyanyikan sebuah lagu Inggris atau lagu Korea dengan fasihnya. Tapi lagu itu hanya sekedar di bibir, tanpa kita mengetahui arti dan makna dari lagu itu. Sehingga tak jarang terjadi salah interprestasi terhadap lagu, dan juga kurang penjiwaannya.

Membaca pun sama. Jangan dikira bacaan itu semua sama. Pada beberapa bacaan tertentu, diminta kemampuan dari si pembaca untuk mendapatkan sesuatu dari tulisan itu. Sesuatu yang nantinya menjadi sebuah nilai tambah bagi kita. Hal ini tidak hanya terbatas pada bacaan level dalam artian dengan tingkat pemahaman tinggi. Bacaan ringan yang dikemas dengan baik pun bukan tidak mungkin akan memberikan sesuatu bagi pembacanya.

Nah, kemampuan menulis barangkali dapat dikatakan berada sedikit di atas membaca. Menulis itu memang gampang, bagi yang telah terbiasa. Namun bagi yang baru memulai jelas sulit. Sebab menulis itu selain kita harus berbicara tentang tata tulis, ada tuntutan yang luar biasa kita harus bisa menyampaikan pesan yang ada dalam tulisan itu. Sebab goal dari sebuah tulisan adalah apabila si pembaca mampu menangkap pesan yang ada dan mendapatkan sesuatu dari tulisan kita. Sesuatu itu bisa berupa perasaan terhibur, pengalaman baru, inspirasi dan lain-lain.

Lalu apa kaitan antara keduanya. Sangat jelas disini, kekayaan wawasan seorang penulis akan didapatkan dari kebiasaan dia membaca. Semakin banyak bacaan yang dia kuasai, dijamin akan semakin beragam dan menarik tulisannya. Di Kompasiana banyak sekali contohnya, tidak perlu saya sebutkan.

Sebaliknya, bagi yang selama ini lebih mengutamakan membaca, mungkin sudah saatnya untuk mencoba. Jangan khawatir, Kompasiana menjadi lahan yang luar biasa untuk menyemaikan benih-benih tulisan kita. Jangan takut salah atau dikritik. Karena justru kritiklah yang nanti akan mendewasakan tulisan kita. Ajakan untuk menulis apapun, adalah ajakan yang luar biasa. Karena dari apapun, jika ditekuni pasti akan menjadi sesuatu.

Ayo, kapan lagi kita coba. Ingat orang gagal adalah orang yang paling beruntung, karena dia pernah mencoba. Dan dia akan mencapai tataran lebih tinggi lewat proses tersebut.

Salam literasi!

Lembah Tidar, 30 Juni 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun