Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kane, Meledak di Saat yang Tepat

30 Juni 2021   08:43 Diperbarui: 30 Juni 2021   08:47 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada kekhawatiran public Inggris dengan daya ledak Harry Kane, sang top skore Liga Primer tahun ini. Sampai fase grup berakhir, belum ada sepakan kakinya yang merobek gawang lawan. Padahal saat di Spurs kaki emasnya mengkoleksi 23 gol ke gawang lawan

Hal ini dirasakan pula oleh Karim Benzema, si jagoan tua dari Perancis. Namun untunglah pada laga kedua melawan Portugal dia menjawab tanda tanya public dengan 2 gol ke gawang Rui Patricio.

Gejala semacam ini sebenarnya wajar-wajar saja. Namun bagi Kane tetap menjadi sebuah beban. Ban kapten yang dipegangnya plus predikat top skorer di liga tetap harus dijawab dengan gol. Apalah artinya kemenangan tim jika tidak ada gol dari sosok yang seharusnya membuat gol.

Kekhawatiran tersebut akhirnnya hilang juga. Pecah telur Keane didapatkan saat dia menaklukan penjaga gawang hebat Neuer pada menit ke 86, pertandingan dini hari tadi. Skor 2 -- 0 menjelang akhir laga, melengkapi drama-drama menarik selama perhelatan Euro 2020.

Gol yang dilesakkan Kane mungkin tidak dianggap penting, karena gol tersebut lahir pada saat Inggris memimpin dengan skor 1 -- 0. Jika dibandingkan denghan Raheem Sterling, mungkin lebih berarti 3 gol yang dibuatnya. Dua gol Sterling pada fase grup, jelas membuat Inggris mampu mendulang 6 poin, hingga mampu menjadi pemuncak grup.

Gol pertama Sterling ke gawang Jerman yang dikawal Neuer, pun tidak kalah pentingnya. Pertarungan yang berjalan agak lambat karena saling kehati-hatian kedua tim, sontak membuat pertandingan berubah. Gol yang tercipta pada menit ke 75, mau tidak mau membuat Jerman harus bergerak cepat.

Keperkasaan Jerman dengan lesakkan 6 gol di fase grup seakan diuji. Berapa puluh gol pada fase grup tentu tidak aka nada gunanya, jika mereka kalah di fase knock out pada dini hari tadi. Belum hilang dari ingatan kita saat Swiss dengan perkasa menghukum Perancis dengan gol telatnya pada menit ke 90.

Di sinilah peran penting gol Kane. Lesakan bolanya di menit ke 86, secara teori membenamkan Jerman ke jurang yang lebih dalam. Dalam hitungan waktu normal, adalah sebuah hal yang mustahil mengejar defisit 2 gol dalam waktu 4 menit. Keharusan Jerman berpacu dengan waktu, membuat para pemain Jerman harus bekerja ekstra keras.

Dan dalam situasi semacam ini, sudah pasti mental pemain kedua kesebelasan berbanding terbalik. Secara kasar Inggris tinggal membuang sebanyka-banyaknya setiap bola yang mendekati gawangnya. Di sisi lain, Jerman harus berupaya sebisa mungkin untuk mendekatkan bola ke gawang Inggris, Sekaligus melakukan shoot on goal sebanyak-banyaknya. Sebuah situasi yang sangat sulit. Walhasil tiupan sang pengadil di lapangan mengirim Jerman untuk menyusul para calon juara yang lain, Belanda, Portugal dan Perancis.

Secara hitung-hitungan, kemenangan Inggris atas Jerman melapangkan impian Three Lions untuk menapak babak final. Secara hitungan matematis kekuatan Ukraina maupun pemenang antara Republik Ceko melawan Denmark tidak sekuat Jerman. Namun hal ini bukan jaminan. Kesebelasan yang telah masuk ke babak 8 besar biasanya mempunyai kekuatan berlipat saat menjejakkan kakinya di babak ini. Beberapa fakta di Euro 2020 telah membuktikan bahwa kesebelasan yang di luar perhitungan mampu mengkandaskan lawan mereka yang lebih kuat.

Lembah Tidar, 30 Juni 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun