Mohon tunggu...
Agus siahaan
Agus siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Central Studies Mahasiswa Rokan Hilir

Menjadikan literasi sebagai tonggak awal dalam membangun suatu peradaban, mampu melakukan transformasi pemikiran dan mengelaborasikan gagasan demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera lagi aman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendidik Ulang Pendidikan

3 Mei 2024   00:32 Diperbarui: 3 Mei 2024   00:36 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah soal manusia dengan segala kompleksitasnya. Ia tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di dalam keseharian, baik di dalam keluarga maupun masyarakat luas. Karena bersentuhan dengan manusia, pendidikan menopang semua bidang kehidupan lainnya. Seluruh teknologi dan infrastruktur akan menjadi percuma, jika pendidikan tetap bermutu rendah.

Pada tingkat yang lebih luas, pendidikan adalah soal "jiwa" bangsa. Ia mencakup rasa kebangsaan, yakni rasa keterikatan yang dimiliki seseorang terhadap bangsanya. Keterikatan ini yang membuat orang terdorong untuk terlibat dalam pembangunan bangsanya, walaupun begitu banyak tantangan menghadang. Keterikatan ini jugalah yang membuat orang tak terjatuh ke dalam segala bentuk radikalisme, baik agama maupun ekonomi.

Pendidikan di Indonesia

Di Indonesia, pendidikan bermutu amat rendah. Ini sungguh harus dikenali dan diakui. Sistem pendidikan masih amat kacau. Filsafat pendidikan sama sekali tidak jelas, bahkan tidak ada. Pendidikan bermutu amat rendah, karena dijajah oleh pemahaman agama yang sempit, dan pemahaman ekonomi yang amat dangkal.

Oleh karena itu, kita mengalami paradoks pendidikan. Artinya, kita memiliki orang-orang yang berpendidikan tinggi, namun bermutu rendah. Kita juga menyaksikan orang-orang berpendidikan tinggi jatuh ke dalam radikalisme agama. Bahkan, dengan selubung agama, mereka menjadi semakin rakus akan kekuasaan, dan kehilangan rasa malu serta sikap beradab.

Demokratisasi Pendidikan

Demokratisasi pendidikan berarti pendidikan untuk semua. Tidak ada perkecualian, baik atas nama agama, ras, bangsa ataupun tingkat ekonomi. Mutu pendidikan dibuat setinggi mungkin, dan terbuka untuk sebanyak mungkin orang. Ini persyaratan mutlak untuk membangun demokrasi yang efektif dan efisien menuju keadilan dan kemakmuran.

Demokratisasi pendidikan juga berarti proses melepaskan pendidikan dari cengkraman formalisme agama. Formalisme agama adalah pemahaman agama yang terjebak pada tampilan luar, namun miskin spiritualitas. Agama dijadikan alat untuk menjadi mengembangkan nama baik. Namun, moralitas dan spiritualitas tetap dangkal, bahkan turun menjadi kemunafikan.

Demokratisasi pendidikan juga berarti melepaskan pendidikan dari cengkraman radikalisme ekonomi. Selama ini, terutama di Indonesia, pendidikan menjadi budak dunia industri. Semua ilmu dan keterampilan harus sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Pola semacam ini menciptakan kemiskinan karakter, sekaligus kesenjangan sosial yang semakin tinggi antara si kaya dan si miskin.

Pendidikan yang bermutu tinggi haruslah dapat dicapai oleh semua warga. Tidak seperti sekarang ini di Indonesia, pendidikan yang bermutu tinggi hanya dapat dicapai oleh orang-orang kaya semata. Sementara, orang-orang miskin terjebak pada sistem pendidikan yang bermutu amat rendah, yang mengajarkan formalisme agama sempit dan kepatuhan buta. Tak heran, dalam banyak hal, mutu manusia Indonesia kalah jauh, jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun