Jarome bruner adalah seorang ahli psikologi yang berasal dari Amerika serikat. Beliau merupakan sesorang yang mempunyai kontribusi besar dalam psikologi pendidikan di seluruh dunia. Khususnya tentang bagaimana manusia belajar. Dalam teorinya tersebut jarome bruner mengatakan bahwa pembelajaran itu bukan hanya transfer mentransfer ilmu atau informasi saja, tetapi dalam pembelajaran juga menekankan interaktif antara individu dan lingkungannya, yang di mana peserta didik akan membangun pengetahuan mereka sendiri melalui proses aktif tersebut.Â
Dalam Pandangan Jarome Bruner tentang belajar sebagai proses perkembangan kognitif didasarkan pada dua asumsi yaitu: yang pertama, perolehan pengetahuan adalah proses interaktif seseorang dengan lingkungannya secara aktif akan terjadi perubahan terjadi pada diri seseorang dan lingkungannya. dan yang kedua, seseorang mengkonstruksikan pengetahuan yang dimiliki dengan menghubungkan informasi baru dan informasi yang diperoleh sebelumnya menjadi suatu struktur pengetahuan yang lebih bermakna.
Dalam teorinya, jarome bruner menyatakan bahwa dalam perkembangan intelektual biasanya berlangsung melalui tiga tahapan, yaitu enaktif, ikonik dan simbolik dalam urutan tersebut. Akan tetapi dalam tahapan teori jarome burner tidak seperti tahapan tahapan teori Piaget. Jarome bruner tidak berpendapat bahwa tahapan tahapan perkembangan ini bergantung dengan usia.Â
Pertama, Tahapan enaktif (enactive mode), dalam tahapan ini, individu belajar langsung melalui tidakan fisik dan pengalaman langsung. Pengetahuan di representasikan melalui respon motorik. Ini adalah cara belajar paling dasar dan sering terlihat pada anak usia dini. Contohnya : ada Anak Belajar Mengendarai Sepeda, anak tersebut belajar mengendarai sepeda bukan hanya dari teori, tetapi dari praktik langsung seperti, mengayuh, menjaga keseimbangan, dan membelok, dan kemudian Otot-otot tersebut mengingat gerakan yang diperlukan.
Kedua, Tahapan Ikonik (iconic mode), dalam tahap ini individu belajar langsung melalui gambar atau visual. Pengetahuan direpresentasikan melalui gambaran mental atau fisik dari objek dan peristiwa. Ini adalah tahap transisi dari pengalaman langsung ke pemikiran yang lebih abstrak. Contohnya: Anak Belajar Pecahan, ada Seorang guru menunjukkan gambar pizza yang dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjelaskan konsep pecahan (misalnya, 1/2 atau 1/4). Anak memahami pecahan melalui visualisasi gambar tersebut.
Ketiga, tahapan simbolik (symbolic mode), dalam tahapan ini individu belajar melalui simbol-simbol abstrak seperti bahasa, angka, rumus matematika, atau kode. Pengetahuan direpresentasikan dan dimanipulasi menggunakan sistem simbol yang arbitrer (tidak langsung terkait dengan bentuk fisik atau gambar objek). Ini adalah mode paling maju dan memungkinkan pemikiran abstrak serta pemecahan masalah yang kompleks. Contohnya: siswa Mempelajari Sejarah, Siswa memahami peristiwa sejarah, seperti Perang Dunia II, melalui narasi tertulis dalam buku teks, analisis pidato, atau pembahasan konsep-konsep seperti "demokrasi" atau "fasisme". Mereka tidak perlu melihat gambar atau mengalami peristiwa tersebut secara langsung.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI