Mohon tunggu...
Agus Pribadi
Agus Pribadi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mencoba menghayati kehidupan dan menuliskannya dalam cerita-cerita sederhana. Kunjungi juga tulisan saya di http://aguspribadi1978.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Puisi Cerpen

6 Mei 2013   19:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:00 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika membaca puisi “Derita Seorang Penyiar Radio” karya Doni Bastian, saya seperti sedang membaca sebuah cerpen. Kata-katanya mengalir. Seperti sedang bercerita. Bercerita dengan runtut dan sangat efektif.

Cerita tentang seorang penyiar radio yang bertemu dengan seorang pria yang mengaguminya. Namun setelah bertemu, sang pria meninggalkannya.

Saya bukan seorang yang tahu banyak tentang puisi, namun menurut saya puisi tersebut layak disebut sebagai puisi. Di sisi lain, saya juga menganggap puisi sepanjang 2525 itu sebagai sebuah cerita pendek (cerpen). Cerpen tidak harus panjang. Meski relatif pendek, tapi saya bisa menangkap cerita yang dibangun pada puisi itu. Cerita tentang penyiar radio yang berakhir sedih itu mampu menyentuh hati saya hingga ada nuansa kesedihan di hati saya. Bagi saya ini adalah ruh sebuah cerpen. Bukan panjang pendeknya, namun sejauh mana sebuah cerita mampu sampai pada pembacanya. Pembaca mendapatkan sesuatu dari cerita yang dibacanya. Dan puisi di atas menurut saya berhasil menyuguhkan sebuah cerita yang menyentuh pembacanya.

Dalam cerpen-cerpen yang saya buat juga lebih banyak yang relatif pendek. Banyak cerpen yang saya tulis dengan panjang sekitar 5000 karakter. Sesuai dengan namanya, barangkali sebuah cerpen memang lebih cocok untuk cerita-cerita yang to the point. Bukan cerita-cerita yang panjang lebar. Barangkali cerita-cerita yang panjang lebar lebih cocok untuk dijadikan sebuah novel. Ini hanyalah pendapat pribadi saya yang awam sastra.

Kembali ke puisi di atas. Saya mengapresiasinya melalui tulisan ini. Sukses selalu untuk penulisnya. Salam Kompasiana!

Banyumas, 6 Mei 2013

Puisi dimaksud dapat dibaca di :

http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2013/05/06/derita-seorang-penyiar-radio-553189.html

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun