Mohon tunggu...
Agusman Syahputra Gulo
Agusman Syahputra Gulo Mohon Tunggu... Aktif Menulis

Menyukai Menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Wawancara Online: Apakah Pakai Kemeja Saja Cukup?

14 Juni 2025   11:19 Diperbarui: 14 Juni 2025   11:19 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak pandemi mengguncang dunia, cara manusia berinteraksi, termasuk dalam dunia kerja mengalami revolusi besar. Salah satunya adalah peralihan dari wawancara kerja tatap muka ke wawancara online. Praktis? Jelas. Tapi apakah wawancara online hanya sekadar memastikan kamera menyala dan kemeja disetrika? Tentu tidak. Di sinilah letak dilema, banyak orang menyepelekan wawancara daring, padahal kegagalannya bisa membuat HR hanya berkata dalam hati: "Terima kasih, next!"

Sebuah survei oleh TopInterview (2022) menyebutkan bahwa 33% kandidat gagal dalam wawancara online karena masalah teknis sederhana, seperti koneksi internet yang tidak stabil, suara yang tidak jelas, atau lighting yang menyerupai film horor. Bahkan, 20% recruiter mengaku langsung kehilangan minat jika latar belakang (background) kandidat terlalu berantakan.

Sementara itu, di Indonesia, platform pencari kerja Jobstreet mencatat bahwa wawancara online kini digunakan oleh 78% perusahaan, terutama pada tahap seleksi awal. Artinya: wawancara daring bukan tren musiman, tapi standar baru.

Berikut beberapa komponen yang membuat wawancara online efektif dan meninggalkan kesan baik:  

  1. Persiapan Teknis adalah Ibadah
    Mikrofon dicek, kamera disesuaikan, dan background rapi (minimal tidak memperlihatkan jemuran atau poster anime dari 2005). Jangan sampai interviewer malah sibuk menebak apakah suara berisik itu kucing, tetangga renovasi, atau... nasib yang berderak.

  2. Penampilan Tetap Profesional (Dari Leher ke Atas, Minimal)
    Ya, mungkin kamu pakai celana tidur di bawah, tapi dari leher ke atas kamu harus siap seperti ingin bertemu menteri. Rambut rapi, senyum ada, dan tentu saja---jangan makan mie instan selama wawancara.

  3. Interaksi yang Nyata Walau Lewat Layar
    Tatap kamera, jangan tatap wajah sendiri di pojok layar (kami tahu itu menggoda). Respon aktif, jangan seperti sedang ikut kelas Zoom jam 7 pagi. Tambahkan sedikit humor jika suasana memungkinkan, tapi jangan terlalu lawak sampai interviewer mengira kamu daftar jadi stand-up comedian.

  4. Riset = Senjata Utama
    Tahu siapa yang mewawancarai, tahu perusahaan apa, tahu visi misinya. Jangan sampai ketika ditanya, "Apa yang kamu tahu tentang perusahaan kami?" kamu menjawab, "Saya tahu Bapak baik orangnya." Waduh.

Wawancara online bukan excuse untuk santai-santai. Justru dibutuhkan disiplin, empati, dan kemampuan komunikasi yang lebih tinggi, karena lawan bicara hanya melihat kita dari segi verbal dan visual.
Jadi, apakah cukup hanya pakai kemeja saat wawancara online? Jawabannya: tidak. Tapi itu awal yang baik... asal jangan lupa pakai celana juga ya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun