Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyoal 5 Simbol Arak-Arakan Selain Tikus Simbol Kritis Masyarakat di Peringatan HUT RI ke-80

22 Agustus 2025   10:17 Diperbarui: 22 Agustus 2025   10:21 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karnaval/Arak-Arakan HUT RI ke-80 Kp. Biru Talgasari/Dokpri

Setiap menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia banyak cara untuk memperingatinya supaya lebih meriah dari sebelumnya dengan niat tulus tanpa pamrih meskipun harus patungan dalam memeriahkan untuk mengenang jasa pahlawan yang di proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, itulah yang terjadi di masyarakat kalangan bawah dalam karnaval atau arak-arakan yang terjadi di kampung Biru Desa Talagasari Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.

Setiap tahunnya peringatan HUT RI sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia karena kecintaannya terhadap republic meskipun kadang tidak selaras dengan para petinggi di negeri yang hanya mementingkan kepentingan pribadi untuk kepentingan politiknya, kesejahtraan ekonominya atau mendompleng kegiatan demi popularitas golongannya atau kelompoknya.

Penulis disini akan menceritakan tentang pengalaman dalam memeriakan HUT RI ke-80 dengan modal swadaya masyarakat dengan cara udunan berupa arak-arakan mulai dari penyediaan kostum sampai pembuatan properti lainnya dengan cara sederhana dengan tema yang disesuaikan tanpa menghilangkan warna merah putih sebagai dasar bendera negara Indonesia.

1. Tikus Sebagai Simbol Koruptor

Karnaval/Arakan Simbol Tikus KantorKp. Biru/Dokpri
Karnaval/Arakan Simbol Tikus KantorKp. Biru/Dokpri

Seperti kita ketahui tikus merupakan simbol koruptor, yang mendominasi karanaval di berbagai daerah, apalagi belakangan ini banyak para pejabat yang tersangkut korupsi yang sudah di ponis maupun dalam proses pengadilan. Koruptor yang di ibaratkan tikus sebagai hama padi yang merusak para petani tanpa kompromi sehingga para petani merugi seperti halnya para koruptor yang merugikan negri ini merupakan musuh bersama yang perlu diberantas.

Karnaval dengan simbol tikus merupakan perlawanan masyarakat yang kritis dalam memamerkan karyanya dalam peringatan HUT RI ke-80, guna untuk mengingatkan para pejabat dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat negara yang merupakan amanat rakyat.

2. Kembali ke Sekolah

Karnaval/Arak-Arakan HUT RI ke-80 Simbol Anak sekolah Kp. Biru/Dokpri
Karnaval/Arak-Arakan HUT RI ke-80 Simbol Anak sekolah Kp. Biru/Dokpri
Pendidikan merupakan simbol perkembangan negara, dengan kostum seragam sekolah mulai dari tinggkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, yang dipakai oleh orang tua supaya sedikit menghibur masyarakat Ketika di arak menuju lapangan di sepanjang jalan dengan menggunakan papan dada bertuliskan "Tidak Naik Kelas 40 Tahun" menjadi ciri bahwa pentingnya pendidikan yang tidak mengenal usia tanpa mengenal kecerdasan rata-rata karena setiap warga berhak mendapatkan pendidikan meskipun kepintaran/kecerdasannya dibawah rata-rata.

3. Pocong

Karnaval/Arak-Arakan HUT RI ke-80 Simbol Pocong Kp. Biru/Dokpri
Karnaval/Arak-Arakan HUT RI ke-80 Simbol Pocong Kp. Biru/Dokpri

Pocong merupakan symbol kematian umat manusia. Menurut urban legend termasuk salah satu jenis hantu Indonesia, sehingga sangat penting di pamerkan dalam karnaval atau arak-arakan karena setiap orang pasti bakal mati dengan cara berbeda-beda, dengan pesan moral kepada masyarakat umum untuk mengingatkan kita tentang kematian.

Supaya lebih kocak dan menghibur mengambil kebiasaan masyarakat yang lagi tren, dengan bertuliskan "Korban Ngonten FB, Korban Live Tiktok 24 Jam", dan setiap pocong berjalan seperti halnya karakter pocong di arak sepanjang jalan sampai titik kumpul. 


4. Transgender atau Bencong

Karnaval/Arak-Arakan HUT RI ke-80 Simbol Transgender Kp. Biru/Dopri
Karnaval/Arak-Arakan HUT RI ke-80 Simbol Transgender Kp. Biru/Dopri

Kemeriahan dalam peringatan ulang tahun republik ini, supaya lebih meriah kostum banci/transgender sangat popular dan diminati masyarakat, merupakan simbol betapa lebaynya para pejabat dalam menyikapi masalah seperti halnya seorang transgender yang sering dikenal oleh masyarakat dengan sebutan bencong.

Transgender merupakan sosok yang pro kontra di negara yang mayoritas beragama Islam tetapi sangat diminati oleh masyarakat jika dijadikan sebagai candaan dan itu merupakan gambaran bagi para pejabat di negeri ini yang suka menyalahgunakan jabatannya, yang menggambarkan bahwa para pejabat yang menyalahgunakan jabatannya tidak jantan dalam menyelesaikan masalah dalam menjalankan tugas negara.

5. Kerjasama dengan KKN

KKN UNIGA & STHG Bersama Warga Kp. Biru/Dokpri
KKN UNIGA & STHG Bersama Warga Kp. Biru/Dokpri

Kaloborasi sangatlah penting dalam menyempurnakan kegiatan karnaval atau arak-arakan 17-an, oleh karena itu kami dalam pelaksanaan karnaval dibantu atau berkolaborasi dengan KKN Universiats Garut (UNIGA) dan STHG (Sekolah Tinggi Hukum Garut), sebagai pendamping mulai dari awal sampai akhir kegiatan dengan materi yang sudah disiapkan bersama.

Karnaval/Arak-Arakan HUT RI ke-80 Kp. Biru/Dokpri
Karnaval/Arak-Arakan HUT RI ke-80 Kp. Biru/Dokpri

Peringatan HUT RI merupakan pesta rakyat yang sangat dinantikan oleh masyarakat yang memiliki jiwa nasionalisme, sehingga dengan berbagai cara dalam memerihkannya meskipun dengan dana patungan atau udunan, demi memeriahkan peringatan ulang tahun republik ini yang jatuh pada tanggal 17 Agustus yang sekarang menginjak ke-80, seperti hal yang terjadi di masyarakat kampung Biru desa Talagasari kecamatan Kadungora yang berada di kabupaten Garut dalam memeriahkan HUT RI ke-80 dengan jiwa nasionalisme.

Merdeka....!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun