Mohon tunggu...
Dr. Agus Hermanto
Dr. Agus Hermanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Hukum Keluarga Islam

Dr. Agus Hermanto adalah dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Lampung, selain itu juga aktif menulis buku, jurnal, dan opini. Penulis juga aktif di bidang kajian moderasi beragama, gender dan beberapa kajian kontemporer lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merawat Lingkungan

25 April 2022   04:50 Diperbarui: 25 April 2022   06:31 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lingkungan atau ekologi adalah rumah dari semua ekosistem, baik manusia, binatang, tumbuhan maupun mikroba. Dikatakan rumah atau wadah karena ekologi adalah tempat dimana makhluknya Allah SWT hidup di dalamnya, baik berupa benda hidup maupun benda mati. 

Lingkungan mencakup pada wilayah daratan, lautan maupun udara, artinya jika ada suatu pencemaran pada lingkungan berarti adanya kerusakan di salah satu baik di daratan, lautan atau udara, atau bahkan bukan salah satunya namun semuanya. 

Pada akhir-akhir ini, isu tentang kerusakan lingkungan menjadi senter dan bahkan menjadi perhatian seluruh penduduk bumi, baik kerusakan yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. 

Kerusakan yang bersifat internal adalah bahwa Allah SWT menciptakan alam  semesta tidaklah bapak melainkan fana dan mungkin saja rusak baik dalam waktu cepat atau lambat, sehingga kerusakannya terkadang tidak mudah dipahami asal muasalnya, sedangkan kerusakan yang bersifat eksternal adalah bentuk kerusakan semesta alam yang disebabkan oleh perbuatan manusia, yaitu suatu tindakan yang menimbulkan kerusakan akibat kecerobohan dan keserakahan dalam memanfaatkan sumber daya alam atau yang lainnya. 

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi ini, sebagaimana firman Allah, "sesungguhnya aku ciptakan manusia di atas bumi sebagai khalifah". 

Sebagai tugas khalifah tentunya haruslah memiliki rahmah yaitu cinta dan peduli terhadap lingkungan, karena Allah menciptakan utusannya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil'alamin sebagaimana firmannya, " Dan sesungguhnya aku mengutus (Muhammad) tidak lain hanyalah menjadi rahmat bagi seluruh alam" Sebagai umat Nabi Muhammad kita harus menjadikan beliau sebagai teladan, dan mampu meneruskan estafet terhadap tugas kekhalifahan di tas bumi ini, sebagaimana tujuan awal diciptakannya manusia yaitu sebagai orang pertama yang Allah ciptakan yaitu Nabiyuna Adam as, dan Hawa. 

Allah subhanahu wata'ala menganugrahi akal pikiran untuk digunakan sebagai media tadabbur, dan membaca kebesaran Tuhan, diantaranya disampaikannya ayat, "alfalaa takqiluun? " Apakah engkau tidak gunakan akal pikiranmu? "Afalaa tatafakkaruun? " Apakah engkau tidak berfikir? "Adalah tatadabbarun? " Apakah engkau tidak merenungi atas anugrah ciptaannya? 

Manusia dengan akal pikiran yang dianugrahkan kepadanya jika tidak dibarengi dengan agama, maka akan memiliki kecenderungan pada hal hal negatif seperti keserakahan, kerakusan dan sikap berlebihan lainnya yang menyebabkan rusaknya bumi atau  sumberdaya alam, diantaranya adalah mengeksploitasi bumi secara berlebihan. Namun dengan agama, manusia seharusnya menjadi lurus dan berada dalam garis yang ditentukan Tuhan dengan  segala tatanannya. 

Allah pun mengingatkan kepada manusia dalam beberapa ayatnya, "Janganlah engakau merusak bumi setelah diperbarui nya"  Bahkan Allah menunjukkan bukti bukti kerusakan di muka bumi ini, diantaranya, "telah nyata bentuk-bentuk kerusakan di muka bumi ini, baik di daratan maupun lautan yang disebabkan oleh tangan tangan manusia, dan oleh karena itu Allah menunjukkan kebesaran Allah terhadap kerusakan yang mereka alami, supaya mereka kembali kepada Nya" 

Keresahan yang terjadi akibat dari kerusakan alam, baik terjadinya gunung meletus, tsunami, erosi maupun gempa bumi dan banjir yang terjadi pada beberapa saat ini adalah bukti kebesaran Allah yang ditunjukkan kepada manusia, agar manusia senantiasa menjadi orang yang tidak sombong dan berbesar diri hal itupun Allah telah ingatkan dalam firmannya, "dan janganlah berjalan di atas bumi ini dengan kesombongan" 

Bentuk bentuk kesombongan tidak hanya pada sikap prilaku di wilayah muamalah, melainkan juga merusak alam tanpa ada kesadaran bahwa dirinya adalah makhluk Allah dan alam semesta juga makhluknya sehingga kita harus peduli dan memiliki rahmah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun