Karena memang kata-kata itulah yang saya dengar dari ayah sewaktu menanamnya: "dua atau tiga puluh tahun lagi, kamu dan anakmu akan menikmati buahnya"
Penutup
Kami hidup dari hasil kebun: lompong, rebung, jantung pisang, ubi jalar, singkong, kelapa, durian, jeruk, hingga ikan di kolam. Semua bisa kami dapatkan dengan mudah asal mau bergerak alias tidak mager.
Selanjutnya setiap kali saya pulang, mencicipi kembali jeruk peras buatan sendiri, saya tahu bahwa sebagian diri saya masih tertinggal di kebun itu: di antara akar, tanah, dan do'a seorang ayah yang dulu menanam untuk masa depan anak-anaknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI