Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Kita Kini: Banyak Guru, Sedikit Teladan?

1 Oktober 2025   20:27 Diperbarui: 1 Oktober 2025   20:27 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Belum lama ini, saya berbincang dengan seorang guru agama di sekolah. Obrolan awalnya ringan, namun tiba-tiba berubah menjadi pukulan batin. Saya mendengar kabar yang membuat saya terperanjat: seorang guru besar pengasuh pesantren, sosok yang puluhan tahun melalang buana sebagai da'i kondang, ternyata menjadi pelaku pelecehan seksual terhadap anak angkatnya.

Saya terdiam. Sulit menerima kenyataan itu. Betapa tidak, dari ceramah-ceramahnya ia terlihat begitu alim, fasih dalam berdakwah, dan digugu ribuan jamaah. Namun di balik itu, tersembunyi aib yang mengoyak sendi moral. Bagaimana mungkin seorang guru yang seharusnya menjadi panutan justru tega melukai mereka yang seharusnya dilindungi?

Di titik inilah saya teringat kembali hakikat pendidikan. Pendidikan tidak hanya soal mentransfer ilmu, bukan pula sekadar kemampuan bicara di panggung. Pendidikan pada dasarnya adalah soal keteladanan. Guru bukan hanya pengajar, melainkan figur yang dipandang dan ditiru. Ketika ucapan dan tindakan tidak sejalan, maka runtuhlah seluruh nilai yang dibangun.

Ucapan dan Tindakan yang Tak Sejalan

Fenomena guru besar tadi seakan menampar kita semua. Ilmu yang luas, gelar yang tinggi, dan kefasihan dakwah tidak menjamin lahirnya keteladanan. Bahkan, jika tidak disertai laku hidup yang sesuai, semuanya menjadi topeng yang menipu.

Saya membayangkan, puluhan tahun ia berdiri di mimbar, menyampaikan pesan-pesan agama, menuntun jamaah dengan kata-kata yang indah. Namun ternyata, pada saat yang sama ia menyimpan sisi gelap yang menghancurkan kepercayaan.

Ironi ini mencerminkan problem besar pendidikan kita hari ini: banyak guru, sedikit teladan. Kita punya banyak orang pintar, banyak yang fasih bicara, tetapi sedikit yang benar-benar menghidupi apa yang mereka ajarkan. Padahal, sejatinya guru adalah cermin. Jika cermin itu retak, murid-murid pun kebingungan melihat bayangan mereka sendiri.

Keteladanan Seorang Guru Sederhana

Di tengah kegelisahan ini, ingatan saya melayang pada sosok ayah. Beliau bukanlah guru besar, bukan pula pemilik pesantren. Beliau hanyalah seorang guru sederhana di kampung. Namun justru dari kesederhanaannya, saya belajar apa arti keteladanan yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun