Yang menarik, bukan hanya sampah padat yang menjadi fokus. Minyak jelantah, yang selama ini sering dibuang ke saluran air atau dituang ke tanah, kini dikumpulkan secara khusus. Banyak warga yang awalnya tidak menyangka bahwa minyak bekas gorengan bisa diolah kembali.
Menurut informasi yang kami terima, minyak jelantah dapat diproses menjadi biodiesel, bahan bakar ramah lingkungan yang bisa digunakan untuk kendaraan maupun mesin tertentu. Jika dibuang sembarangan, minyak ini justru menjadi sumber pencemaran yang sulit diurai.Â
Lapisan minyak di air menghalangi oksigen masuk, membunuh organisme kecil, dan memicu bau tak sedap. Dengan mengumpulkannya kami dapat mencegah pencemaran, sekaligus memberi peluang ekonomi bagi pihak pengolah.
Sistemnya sederhana: warga menyimpan minyak jelantah di botol bekas. Setelah terkumpul, minyak ini dibawa ke pos ronda untuk ditimbang dan dijual bersama sampah daur ulang lainnya. Dengan begitu, satu jenis limbah yang dulu dianggap tak berguna kini memiliki nilai nyata.
Efektif, Efisien, dan Bernilai
Sebelumnya, seluruh sampah rumah tangga di lingkungan kami diangkut secara rutin oleh petugas kota. Itu sudah baik, tetapi sistemnya masih mentah: semua sampah bercampur, volume yang dibawa besar, dan tidak ada pemilahan. Dampaknya TPA semakin penuh, dan peluang pemanfaatan kembali terbuang percuma.
Dengan hadirnya bank sampah, kami membuat sistem yang lebih efektif dan efisien. Sampah yang masih bernilai dipisahkan sejak di rumah, sehingga jumlah sampah yang benar-benar dibuang ke TPA jauh berkurang. Petugas kota pun lebih ringan kerjanya, sementara lingkungan tetap bersih.
Lebih dari itu, ada nilai ekonomi yang tercipta. Dana hasil penjualan sampah dan minyak jelantah, menjadi pemasukan tambahan untuk kas warga. Dengan demikian, perawatan pos ronda, kegiatan sosial, atau pembangunan kecil di lingkungan kami tidak lagi sepenuhnya bergantung pada iuran bulanan.
Gerakan Kecil, Dampak Besar
Dari sisi lingkungan, jumlah sampah yang dibuang ke TPA berkurang signifikan. Minyak jelantah yang tadinya mencemari saluran air kini diubah menjadi energi yang lebih bermanfaat.Â
Selanjutnya dari sisi sosial, ada rasa kebersamaan yang tumbuh. Warga merasa terlibat langsung dalam menjaga bumi, sekaligus melihat hasil nyata berupa kas warga yang bertambah.