Selain membaca secara pribadi, pejabat juga bisa menumbuhkan budaya literasi di lingkungannya. Misalnya: membuat klub membaca di instansi pemerintahan, memasukkan buku ke dalam program pengembangan diri, atau bahkan menjadikan buku sebagai simbol kepemimpinan yang hidup, bukan sekadar pajangan di rak kantor.Â
Langkah-langkah ini, mungkin dapat membawa dampak besar bagi kualitas kebijakan dan masa depan bangsa.
Penutup: Bus Literasi
Selama pejabat kita lebih senang membaca slip gaji daripada membaca buku, jangan heran jika guru S1 tetap hidup pas-pasan, sementara lulusan SMA di kursi parlemen bisa hidup bergelimang.
Mungkin suatu hari nanti, calo literasi itu benar-benar ikut naik bus pengetahuan, membawa rakyat menuju masa depan yang lebih cerah. Tapi untuk sekarang, kita masih harus bertanya: "Pejabat kita, buku terakhir yang mereka baca itu apa, ya?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI