Jeujeur adalah tongkat lentur yang dipakai untuk memancing ikan. Pada ujungnya, terikat tali kail yang kuat.
Jika tongkat terlalu kaku, ia akan patah ketika ikan besar memberontak.
Namun, jika tongkatnya lentur dan talinya kuat, pemancing bisa mengikuti gerakan ikan dengan sabar hingga ikan itu lelah dan akhirnya bisa ditarik ke darat.
Makna filosofisnya jelas:
- Lentur berarti bijaksana, mampu beradaptasi dengan situasi.
- Tali kuat melambangkan prinsip yang teguh.
- Hasil akhir adalah pengendalian, bukan pemaksaan.
Begitulah seharusnya generasi tua menghadapi Gen Z.
Jika kita lentur dan sabar, sambil memegang prinsip yang jelas, energi mereka yang berontak justru bisa diarahkan menuju kebaikan bersama.
Getas Harupateun: Sikap yang Mudah Patah
Sebaliknya, ada pepatah lain yang menjadi peringatan: Getas harupateun.
Pepatah ini menggambarkan batang lidi pohon nira: keras, tetapi mudah patah.
Orang yang bersikap seperti ini tampak tegas di luar, namun rapuh di dalam.
Begitu diterpa tekanan, ia pecah berkeping-keping.
Ini ibarat orangtua atau pemimpin yang hanya tahu melarang dan memarahi, tanpa mau mendengar atau memahami.
Alih-alih meredam gejolak, sikap kaku justru memperbesar perlawanan.
Sinergi Dua Generasi
Generasi Z dengan semangat urat kawat, tulang beusi adalah energi yang luar biasa.
Generasi tua dengan kebijaksanaan leuleus jeujeur, liat tali adalah kendali yang menentukan arah.