Dalam pertempuran digital yang sengit, Werkudara menghancurkan sosok raksasa Sengkuni yang terbuat dari algoritma dan kebencian.
Namun, sebelum lenyap, Sengkuni tertawa dan berkata:
"Selama manusia ingin percaya kebohongan, aku akan selalu hidup!"
Babak V: Refleksi dan Bayangan Abadi
Kota-kota kembali tenang.
Rakyat mulai belajar untuk memverifikasi informasi, saling mendengar, dan menyadari bahwa perbedaan bukanlah ancaman.
Namun, Laras tahu ini bukan akhir.
"Sengkuni tak pernah benar-benar mati," katanya dalam pidato peringatan kemenangan.
"Ia hidup di dalam setiap ambisi yang tak terkendali, setiap kebencian yang kita pelihara, dan setiap rasa takut yang kita biarkan tumbuh."
Werkudara modern kini bukan lagi hanya jaringan komunitas, tetapi gerakan kesadaran global.
Mereka sadar, perang ini bukan sekadar melawan orang atau kelompok tertentu, melainkan melawan bayangan di dalam diri sendiri.
Di sudut internet yang gelap, sebuah kode misterius tiba-tiba berkedip:
Kode: ASDZ~001
Status: Rebooting...
Bayangan Sengkuni siap lahir kembali, di tempat yang tak terduga.
Penutup: Cermin untuk Kita
Kisah ini bukan sekadar dongeng tentang Sengkuni dan Werkudara.
Ia adalah cermin zaman yang memantulkan wajah kita sendiri.
Sengkuni bisa berupa akun anonim, seorang tokoh politik licik, atau bahkan bisikan dalam hati kita yang berkata,
"Lebih mudah percaya kebohongan daripada menghadapi kebenaran."