Penutup
Di Setiap perjalanan pulang, saya merasa kembali ke akar. Di Cisalak, waktu seolah berjalan pelan: gapura 17an berdiri anggun di tepi jalan, rumput liar menari di sisinya, domba-domba memilah rumput dengan damai, dan saung sederhana menunggu siapa saja yang rindu bermalam di bawah selimut kabut pegunungan.
Semuanya di sini tak diukur dengan jamuan mewah atau materi, melainkan dengan hati yang terbuka dan senyum yang tulus. Jalan pulang mungkin berliku, melewati deretan penjual nanas, kebun teh, serta tugu nanas yang berdiri gagah.
Tapi setiap belokan membawa saya semakin dekat ke rumah, rumah tempat tinggal, rumah yang bersemayam di hati.
Karena sejauh apa pun saya melangkah pergi, Cisalak selalu menunggu... dengan kenangan, kehangatan, dan rasa kembali ke akar yang tak pernah pudar.
Sebagai pelengkap, berikut saya sertakan video dokumentasi perjalanannya:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI