Mohon tunggu...
Agus Ahmad Fathullah
Agus Ahmad Fathullah Mohon Tunggu... Ilustrator - Desain illustrator n IT Support

Desain ilustrator n IT Support di sebuah perusahaan swasta dan blogger pemula

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Lem Biru, Lempar, Beli Baru

11 Mei 2018   11:35 Diperbarui: 11 Mei 2018   11:51 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.truxtech.com

Ketika smartphone kita rusak mendadak yang mungkin tanpa sebab, respon pertama yang timbul saat itu adalah panik. Mungkin karena smartphone itu belum lama dibeli  dan itu pun baru beberapa bulan dan banyak data-data penting di dalamnya. Mulailah sok sibuk mendadak untuk  bongkar-bongkar lemari dan laci hanya untuk mencari 1 lembar nota pembelian dan kotaknya yang biasanya terdapat kartu garansi di dalamnya. Setelah dapat yang dicari langsung  mencoba menghubungi nomor layanan servis terdekat yang tertera di kartu garansi sambil tanya-tanya posisi alamat detail tempat servis dan  persyaratan lain yang perlu dibawa pada saat akan mengklaim garansi.

Dibawalah perangkat  smartphone yang rusak tadi untuk dianalisa oleh teknisi ahli yang berpengalaman. Ada penggantian suku cadang, dites ulang, kembali  normal, selesai dan selanjutnya smartphone bisa dibawa pulang itupun  waktu  tunggunya bisa berminggu-minggu, maklum namanya juga harus masuk antrian  servis dan kita harus sabar tingkat tinggi.

Hal tersebut di atas  hanyalah salah satu ilustrasi kecil dari proses klaim garansi  suatu perangkat elektronik dari awal sampai dengan selesai, yang umum  biasa  terjadi kalau kita membeli produk smartphone yang memiliki garansi resmi. Bagaimana kalau kebetulan garansi yang kita dapat itu hanyalah garansi distributor atau garansi toko, yang mengharuskan  kita mendatangi toko atau distributor yang menjual atau yang hanya  melayani klaim garansi untuk servis produk tersebut?

Pasti terasa agak lumayan menyulitkan terutama saat kita tahu bahwa ada kerusakan yang  mengharuskan kita harus menunggu beberapa minggu lagi, yang dikarenakan ada beberapa suku cadang atau perangkat keras yang dibutuhkan saat itu sedang kosong sehingga harus dipesan terlebih dahulu dan itupun membutuhkan waktu lebih lama lagi. Hal ini tentunya mengharuskan  perangkat smartphone kita harus opname lebih lama tanpa cairan infus  bahkan ada yang sampai terpaksa dikirimkan sampai keluar kota apabila  kita ingin lebih cepat proses perbaikannya tanpa tahu kepastian dan  kejelasan sampai di mana dan berapa lama lagi proses perbaikannya.

Hal  yang seperti inilah yang terkadang membuat kita sebagai konsumen  menjadi semakin malas bahkan menjadi tidak perduli lagi terhadap rusaknya smartphone yang dimiliki. Hal ini belum termasuk dengan sulit  tersambungnya nomor layanan servis saat dihubungi hingga kurang jelasnya  waktu selesai perbaikan yang terkesan masih terasa  seperti lempar sana, lempar sini dan mengulur-ulur waktu. Ujung-ujungnya sampai ada  banyak smartphone yang sengaja ditinggalkan para pemilik  begitu saja  dan menjadi sampah elektronik di tempat servis, yang dengan alasan "ya..  daripada susah bawa sana sini dan menunggu lama tanpa ada kejelasan,  lebih baik beli baru aja lagi gitu aja kok repot". 

Yups, It's all about the money and forget the price tag.

logo-kompal-5a9e40f5f13344128e5ffd82-png-5aafb61dcbe52358c8425412.jpg
logo-kompal-5a9e40f5f13344128e5ffd82-png-5aafb61dcbe52358c8425412.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun