Mohon tunggu...
Agus Susanto
Agus Susanto Mohon Tunggu... Guru - Tak Perlu Sempurna Untuk Menjadi Manusia

Instruktur Komputer Facebook : facebook.com/agusmaxi. Twitter : @aguscedar. Instagram : @aguscedar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ceritanya Mudah Ditebak

1 November 2020   06:28 Diperbarui: 1 November 2020   06:54 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tema yang diangkat dalam cerita di sinetron mengapa itu-itu saja. Sehingga dari episode pertama para penonton sudah bisa menebak kira-kira seperti apa alur cerita nanti berakhir. Entah karena sudah pakem seperti itu, kreatifitas yang kurang dari sutradara dan penulis naskah atau memang selera pasar menghendaki demikian.

Sebagian besar mengisahkan tentang konflik rumah tangga. Ada suami yang penyabar punya istri mata duitan, istri yang baik suami tukang selingkuh, menantu yang baik mertua yang jahat, ibu yang baik punya anak yang durhaka. Intinya konflik yang ditampilkan berupa perbedaan mencolok antara pemeran antagonis dan protagonis.

Pemeran protagonis di ceritakan mempunyai karakter yang penyabar, mengalah, lugu, suka nangis, taat beribadah, wajahnya penuh kelembutan. Tidak semua tapi sebagian besar seperti itu. Sementara karakter antagonis biasanya hobinya marah-marah, wajahnya dibuat agak seram biar terkesan sadis, sorot matanya penuh kelicikan dan kalau tertawa menakutkan. Tidak selalu demikian tapi sebagian besar seperti itu.

Kalau ada peristiwa tertentu yang menjadi firasat monoton misalnya, pecahnya foto keluarga yang jatuh menjadi ada musibah atau suami ketahuan selingkuh. Yang biasanya menjengkelkan pas adegan lagi seru-serunya malah dibuat slow motion, ditambahi musik dan diulang-ulang, udah gitu dijeda iklan pula. Komplet dah.

Akhir cerita selalu happy ending. Tokoh protagonis menang, sukses dan bahagia. Yang antagonis kalah, celaka atau meninggal. Kalau pun tidak demikian biasanya yang antagonis bertaubat dan menjadi baik. Intinya semua berakhir bahagia.

Mengapa tidak buat anti mainstream, misalnya yang dari awal di kira orang baik, ujung-ujungnya dialah penjahatnya. Atau buat adegan yang lebih dramatis, misalnya kecelakaan mobil beruntun yang melibatkan banyak orang dan kendaraan, bukannya sekedar mobil yang terperosok di jurang. 

Pas adegan marah yang dibanding jangan cuma gelas, smartphone mahal misalnya, kan lebih seru. Terus kenapa sih pemeran protagonisnya dibuat baiknya level dewa dan penjahatnya jahatnya minta ampun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun