Mohon tunggu...
Agus Susanto
Agus Susanto Mohon Tunggu... Guru - Tak Perlu Sempurna Untuk Menjadi Manusia

Instruktur Komputer Facebook : facebook.com/agusmaxi. Twitter : @aguscedar. Instagram : @aguscedar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun dan Mempertahankan Kepercayaan

1 Desember 2018   16:33 Diperbarui: 4 Desember 2018   11:50 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hubungan pernikahan harus dilandasi dengan kepercayaan. Kepercayaan itu sangat dibutuhkan dalam rangka mempertahankan keutuhan kehidupan berumah tangga dari berbagai permasalahan yang mengguncang. Baik karena masalah ekonomi, perbedaan cara pandang ataupun karena hadirnya orang ketiga.

Kepercayaan terhadap pasangan lahir dari sebuah keyakinan bahwa pasangan kita akan benar-benar bisa dipercaya dan bersungguh-sungguh untuk mempertahankan kepercayaan tersebut. 

Keyakinan tumbuh karena sebuah ketetapan hati atau pilihan. Keyakinan tidak bisa hanya dibuktikan dengan logika dan akal sehat saja. Seperti halnya kita meyakini keberadaan Tuhan, meskipun kita tidak pernah bertemu langsung. Meyakini adanya surga dan neraka meskipun kita belum pernah merasakan atau melihat secara langsung.

Poinnya di situ,  kalau keyakinan kita terhadap pasangan runtuh, dikarenakan asumsi kita sendiri atau informasi yang belum terklarifikasi maka bangunan rumah tangga yang telah ada akan hancur dan berujung pada perceraian, dengan penyesalan tentunya. Kalau keyakinan kita terhadap pasangan runtuh karena rentetan bukti yang telah di validasi, tentu akan bisa diterima kedua belah pihak meskipun menyakitkan. Atau keyakinan kita tetap utuh, meskipun telah terjadi pengkhianatan kepercayaan, nah kalau itu sebuah pilihan, meskipun sangat sedikit kasus seperti itu, bisa disebut anomali.

Kebanyakan dari kita hanya menyiapkan diri untuk membangun rumah tangga. Baik persiapan lahir maupun batin,  menyiapkan acara seremonial pernikahan, menyiapkan tujuan  bulan madu,  menyiapkan tempat tinggal setelah menikah dan menetapkan berapa jumlah anak yang disepakati.

Bagaimana dengan upaya mempertahankan rumah tangga? itu dianggap tindakan kuratif.  Hadapi dulu kasusnya baru nanti dipikirkan metode penyelesaian masalahnya. Mestinya dari awal, upaya mempertahankan rumah tangga dimasukkan dalam tindakan preventif.  Agar kita lebih siap menghadapi badai dan cobaan  dalam berumah tangga yang tidak mudah untuk dilalui.  

Komitmen yang jelas dari pasangan, kesepakatan tentang bagaimana membangun dan mempertahankan rumah tangga. Dan solusi yang harus diputuskan jika memang terjadi pelanggaran kesepakatan harus disepakati dari awal pernikahan. Agar jika ada masalah dalam biduk rumah tangga mudah untuk diatasi dan jika terjadi pelanggaran kesepakatan dengan legowo pihak yang melanggar menerima keputusan sesuai kesepakatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun