Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Moment Terbaik Selama Ngompasiana, From Nothing Become Something

12 November 2016   11:17 Diperbarui: 12 November 2016   11:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moment terbaik Kompasiana? berpartisipasi dalam buku ini. sumber: dokpri

Kompasiana, kata yang berhasil membuat saya penasaran ketika membaca tulisan yang diposting oleh seorang blogger kenamaan, namanya tidak asing lagi, yah Om Jay biasa dia disapa, memposting sebuah tulisan di akun FB-nya kala itu tentang Pendidikan. Beliau di tahun 2010 adalah sosok yang mengenalkan kata Kompasiana kepada saya, kala saya merintis menyalurkan hobi yang tertunda sekian tahun. Yah, hobi menulis.

“Itu Blog apa pak”, tanya saya lewat chat FB. “Blog keroyokan, dibentuk untuk para citizen media. Bergabung aja pak! Tidak ada ruginya kok, kita bisa menulis disitu”, terang beliau. Saya sih percaya aja, apalagi yang menyarankan adalah seorang teman seprofesi yang sudah banyak makan asam-garam dalam dunia blogger. Disamping itu, kata Kompasiana – yang berasal dari kata KOMPAS – adalah sesuatu yang sangat menjual dan laku di pasaran karena brandit nama Kompas sebagai media terpercaya selama bertahun-tahun pastinya memberikan nilai jual tinggi dan sudah memberikan mindset yang positif bagi masyarakat Indonesia untuk berani menuliskan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. (ehh bukan memuji).

Resmilah tanggal 25 Mei 2010 saya mendaftarkan diri sebagai penghuni Kompasiana, tulisan pertama saya memang benar-benar amburadul, yah amburadul karena tujuan saya awalnya memang untuk menyalurkan hobi yang sudah tertanam bertahun-tahun karena kesibukan dan pekerjaan yang jauh dari dunia tulis-menulis. Walau sebagai staff IT di salah satu perusahaan farmasi, namun karena super sibuk mengurusi data dan penjualan serta laporan, maka hobi tulis-menulis tertidur pulas dalam hati saya, jadi untuk membangunkannya dan mengasahnya kembali, butuh waktu, latihan, persiapan, dan passionyang kuat. Kompasiana sebagai blog keroyokan yang banyak dihuni oleh para penulis-penulis hebat adalah rumah yang tepat bagi saya untuk menyalurkan hobi yang tertidur pulas tersebut.

Menulis adalah Mengekspresikan diri. Tulislah apa yang kamu Suka!”, kalimat inilah yang menginspirasi saya untuk berani memposting tulisan pertama saya. Dunia sepakbola yang saya sukai dan kegaduhan PSSI di tahun 2010 menjadi topik tulisan yang saya posting. Amburadul, yah amburadul karena tanpa saya cek, judul tulisan saya salah (taunya setelah dikomentari netizen lain, he.he.he), namanya juga belajar kembali. Malu? Yah pasti, tapi itulah pengalaman pertama saya yang menyemangati saya untuk kembali belajar, dalam arti: banyak membaca – mempersiapkan amunisi – yang akan dituangkan ke dalam tulisan, atau biasa saya sebut : LITERASI BERSAMA KOMPASIANA.

Benar saja, tanpa di komandoi oleh siapapun setiap terkoneksi dengan internet, maka www.kompasiana.com jadi santapan, mencerna dan menyimak baik-baik tulisan-tulisan para netizens dari berbagai penjuru tanah air, bahkan banyak juga netizens dari luar Indonesia yang berkontribusi banyak menjadikan Kompasiana memiliki nama besar seperti sekarang ini. Pilihan silent writermenjadi strategi untuk belajar bagaimana trik menulis yang menarik minat pembaca, mulai dari memilih judul yang unik sekaligus menantang adrenalin pembaca, isi yang mengupas tuntas permasalahan, dan juga trik-trik penulisan para citizens membuat saya tertarik untuk belajar dari mereka.

Belajar Teknik ATM di Kompasiana

Sangat unik juga ketika kontent-kontent menarik tersaji di Kompasiana, sehingga pas dikatakan blog keroyokan, karena disana ada semua apa yang kita inginkan. Mau apa? Tinggal lihat Kategori yang disajikan. Juga ada Headline dan Pilihan yang menandakan sebuah tulisan itu mendapat predikat karena isi bagus dan mengupas tuntas kejadian-kejadian yang menarik, sehingga saya gampang untuk belajar bagaimana menulis yang baik dan memilah sumber informasi yang dapat dijadikan penambah pengetahuan. Untuk mendapatkan predikat itu, maka saya-pun belajar teknik menulis ATM. Apa itu ATM? Klub sepakbola ya?

Amati, saya mengamati tulisan-tulisan yang tersaji. Dipilah, yang menarik itulah yang dibaca. Topik-topik tentang dunia pendidikan yang saya geluti, tulisan tentang sepakbola, politik, hingga tempat-tempat yang eksotis dan bersejarah di tanah air maupun mancanegara yang belum pernah saya baca di media massa tersaji di Kompasiana. Pemberian nilai dan komentar pada artikel juga menarik. Benar-benar komplet dan mengajak saya untuk bercerita dengan gaya bahasa sendiri.

Tiru, dalam arti bukan menjadi plagiator tetapi lebih pada melihat topik yang menarik yang disajikan dan menuliskan dengan buah pikiran sendiri untuk topik yang sama. Jadi terkadang banyak tulisan yang mirip-mirip di Kompasiana, itu terlebih karena temanya sama tetapi cara penyampaiannya yang beda.

Modifikasi, kegiatan menulis di Kompasiana harus punya referensi, sumber tulisan yang dimodifikasi sedemikian rupa untuk menghasilkan tulisan baru dari pemikiran sendiri. Kegiatan memodifikasi ini telah membawa tulisan-tulisan saya memiliki ciri khas tersendiri dan terkadang diganjal oleh Admin Kompasiana sebagai Headline. Bangga rasanya ketika tulisan hasil modifikasi itu mendapat ganjaran headline dan headline pertama saya benar-benar tidak saya sadari, karena kesibukan tiba buka akun ternyata ada pesan “Selamat yah mendapat Headline”, dari situlah saya lebih semangat untuk menulis hal-hal unik, menarik di Kompasiana dengan gaya bahasa sendiri dan tentunya harus punya ciri khas.

Moment-Moment Terbaik Bersama Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun