Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Event Semarkutiga] Merawat Taman, Beternak Ayam dan Ikuti Webinar, Tambahan Hobi Saat Pandemi

16 Desember 2020   17:20 Diperbarui: 16 Desember 2020   17:25 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengikuti Webinar Menambah Wawasan. Dokpri

Tidak terasa sudah sembilan bulan hampir 216 negara di dunia dihantam oleh pandemi covid-19, tak terkecuali di Indonesia. Hari lepas hari, bulan lepas bulan, hingga diakhir tahun 2020 ini, update per tanggal 15 Desember 2020 saat tulisan ini dibuat, sudah ada 629,429 jiwa terkonfirmasi covid-19, walau sudah 516,656 jiwa telah sembuh, namun melonjaknya angka positif terkonfirmasi setiap hari mengakibatkan kita harus tetap berhati-hati dan tetap disiplin menerapkan 3M (Memakai Masker saat keluar dari rumah, Mencuci Tangan sesering mungkin dengan menggunakan, plus Menghindari Kerumunan), bahkan ditambah dengan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) sebagai paket ampuh lawan covid-19 sebelum Vaksin yang ditunggu-tunggu benar-benar disuntikkan secara bertahap kepada masyarakat Indonesia.

Entah sampai kapan pandemi global ini menghantam dunia internasional, belum ada konfirmasi, sehingga kebiasaan baru yang sudah hampir setahun ini kita terapkan, kembali harus diterapkan kembali. Dan yang paling susah diterapkan tentunya kebiasaan untuk tetap dirumah dan tidak berkerumun. Bahkan kebiasaan menggunakan masker, masih belum dapat ditaati dengan baik, terbukti dari pernyataan Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo yang menyatakan bahwa sebanyak 90 persen masyarakat sudah memahami pentingnya penggunaan masker, namun tingkat kepatuhan untuk selalu menggunakan masker saat beraktivitas masih berada di bawah 70 persen, bahkan ada beberapa daerah tingkat kepatuhannya di bawah 50 persen (link beritanya bisa dibaca disini).

Artinya bahwa edukasi dan penerapan disiplin agar masyarakat patuhi menggunakan masker masih harus terus digalakkan dan diterapkan sehingga masyarakat benar-benar menggunakan masker demi keselamatan kita bersama. Seperti yang saya lihat belakangan ini bahwa keharusan dan kepatuhan menggunakan masker saat berada di luar rumah atau di ruang publik sudah mulai kendor dan terabaikan.

Ini saya lihat ketika saya mengantar isteri belanja ke pajak. Disana, nyata saya lihat banyak orang berbelanja tidak lagi menggunakan masker, pun pedagang tidak lagi menggunakan masker. Adapun masker hanya sebagai penghias di dagu saja, bukan untuk menutup mulut saat melakukan kontak komunikasi atau berbicara tentang bahan pokok dan harganya.

Lantas selama pandemi ini, kegiatan apa saja yang dilakukan selama work from home agar tidak membosankan dan membuat anak-anak juga tidak bosan selama di rumah saja? Sejak pertamakali Indonesia diserang virus mematikan covid-19, pertengahan Maret 2020, pemerintah langsung merespon dengan menginstruksikan agar semuanya berkegiatan dari rumah saja, baik itu belajar, mengajar, dan bekerja dari rumah saja.

Keadaan berubah bahkan sampai seratus delapan puluh derajat, hingga banyak menimbulkan efek domino. Bagaimana tidak? Yang semula permasalahan kesehatan, dimana akibat ditutupnya tempat-tempat usaha hingga sarana transportasi, berdampak pada permasalahan sosial dan ekonomi. Bahkan pengangguran bertambah menjadi 3,7 juta hasil laporan Bappenas di bulan Juli 2020.

Untuk menyikapi rasa bosan dan mengisi waktu selama pandemi ini, maka banyak cara banyak orang. Banyak kreativitas dan inovasi baru tercipta akibat pandemi ini. Benarlah kata pepatah seperti ini, 'tetap tegar di tengah masa sukar'. Kreativitas dan inovasi hasil kreasi imajinasi itu muncul sendiri ketika merenung di teras rumah. Seperti dilakukan oleh satu keluarga, family saya yang tinggal di perumahan Deli Tua.

Bapa Uda saya ini (panggilan untuk Bapak yang saudara dengan Ayah kandung kita), semenjak covid-19 menyerang hingga Bapa Uda ini yang bekerja di Telkom dan melaksanakan Work From Home, sehingga untuk membunuh rasa bosan itu, dia mulai memelihara ikan cupang. Dia ambil barang-barang bekas sebagai tempatnya, ember-ember yang tidak terpakai, dia sulap menjadi tempat ikan cupang.


Pun dia mulai menempel sendiri kaca-kaca bekas dengan bermodalkan lem silikon. Agar tidak banyak makan biaya, sehingga Bapa Uda ini mengumpulkan kaca-kaca atau membelinya sendiri dan menempelnya menjadi aquarium tempat ikan cupang. Lalu dideretkannya di teras rumahnya.

Membang benar, Bapa Uda bisa mengembangkan hobinya untuk memelihara ikan cupang dan bisa menjadi bahan tontonan sehingga bisa mengurangi dan membunuh kebosanan. Ketika kami mampir, maka hobi itu tertular pada anak-anak saya, sehingga mereka mendapatkan ikan cupang dari Oppung mereka (otomatis memanggil oppung, karena setara dengan orangtua saya) untuk dikembangbiakkan dan memang ketika bosan melanda, memandangi ikan cupang dan bermain-main adalah suatu keasyikan pada anak-anak maupun orang dewasa.

Lain lagi hobi yang dikembangkan anaknya, yang baru lulus S-2 dari Brawijaya. Walau diwisuda secara online, tidak menyurutkan semangat anak muda satu ini untuk tidak lagi meminta uang kepada orangtuanya tercinta usai Wisuda Online. Master Hukum ini tidak mau berpangku tangan menunggu lowongan kerja, jiwa wirausahawan mudanya mendidih ditengah pandemi ini.

Menjaga Taman Obat Sekolah Hobi lain di masa Pandemi (Dokpri)
Menjaga Taman Obat Sekolah Hobi lain di masa Pandemi (Dokpri)
Kreativitasnya muncul untuk menyulap teras rumahnya dan rumah kosong persis di depan rumahnya karena tidak ada yang menyewakan dengan bunga-bunga dan lukisan-lukisan cat dinding yang begitu indah jika dipandang. Bermodalkan bunga-bunga yang diberikan oleh teman-teman komunitasnya, dia berhasil membuat taman bunga yang bernilai jual tinggi dengan hasil dekorasi yang terampil juga.

Lantas tambahan hobi apa yang terwujud akibat pandemi ini? Hobi saya yang bertambah tentunya banyak, mulai dari menambah jam untuk ada di depan komputer atau laptop karena harus melaksanakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau pembelajaran jarak jauh, juga tentunya untuk menambah pengetahuan dan mengumpulkan sertifikat dengan mengikuti pelatihan-pelatihan online, plus Webinar.

Mengikuti webinar menjadi suatu hobi baru yang perlu dipupuk, karena banyak guru atau pengajar yang tidak mau mengikuti webinar-webinar yang disediakan, padahal segudang manfaat mengikuti webinar di masa pandemi ini. Mengapa? Karena Guru dituntut untuk tetap mengasah skill, kemampuan dan profesionalismenya dalam mengajar dan berbagi pengalaman serta memiliki teman baru karena terhubung dengan banyak orang dari berbagai daerah dengan berbagai latar belakangnya.

Di samping itu hobi baru yang muncul tentunya mendukung anak untuk memelihara ayam kampung. Jika Bapa Uda saya memelihara ikan lele dan mujahir di rumah kosong mereka? Maka sayapun lebih serius menekuni memelihara ayam kampung.

Di samping untuk mengurangi kebosanan, juga dapat menghasilkan uang karena telur ayam kampung termasuk bahan pokok yang harganya mahal. Sehingga jika ada lima ekor ayam kampung betina bertelur? Maka jika hanya lima telur aja yang diambil dan lima telur lagi dierami, maka sudah berapa uang yang terkumpul? Lima ekor dari masing-masing lima ekor ayam kampung betina diambil, brarti ada telur ayam kampung berjumlah 25 telur ayam kampung. Harga satu telur ayam kampung Rp 2.500,- maka jika ayam telur kampung tersebut dijual serentak? Maka akan langsung mendapatkan uang sejumlah Rp 62.500,-.

Nah, lima ekor betina ayam kampung tadi juga dibiarkan mengeram masing-masing lima telur, nah setelah 21 hari masa mengeram? Maka paling apes, masing-masing menetaskan tiga telur menjadi anak ayam, karena jarang semua telur bisa menetas, pasti ada yang tidak bagus dan tidak menetas.

Merawat Sekolah dan Melaksanakan Protokol Kesehatan, Hobi baru di masa pandemi (Dokpri)
Merawat Sekolah dan Melaksanakan Protokol Kesehatan, Hobi baru di masa pandemi (Dokpri)
Brarti anak ayam akan bertambah sebanyak 15 ekor anak ayam kampung yang masih harus dijaga, dirawat dengan baik agar tumbuh menjadi ayam kampung. Nah, disini juga penuh perjuangan, merawat dari patokan ayam lain, dari sergapan tikus nakal, hingga dari sergapan elang, maupun kucing yang suka makan anak ayam. Inilah tantangan hobi baru di masa pandemi.

Di samping itu berkebun dan memelihara bunga, plus ikutan lomba blog juga menjadi hobi baru untuk mengusir kebosanan di masa pandemi ini. Semoga pandemi ini segera berakhir agar kita bisa beraktivitas seperti biasa lagi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun