Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sisihkan Uang Jajanmu! Inspirasi Sang Nenek Cerdaskan Finansial Anak

29 Juli 2018   23:11 Diperbarui: 29 Juli 2018   23:31 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upaya Mendukung Literasi Keuangan, Anak Sejak Dini Diajarkan Untuk Menabung. sumber gambar: www.female.com

Tugas orangtua pada financial literasi dikelompokkan sesuai dengan pertumbuhan usia anak. Mulai usia 5-6 tahun, orangtua sudah bisa mengenalkan aneka jenis uang (koin, kertas), bermain menghitung uang, mengurutkan uang, dan melibatkan anak dalam kegiatan belanja dan melakukan transaksi yang terkait dengan dirinya, misalnya: libatkan anak saat membeli roti, es krim, dan lainya).

Lalu saat usia berapakah anak dikenalkan dengan dunia menabung? Financial Literacy menyebutkan usia 7-9 tahun adalah usia pas untuk mengenalkan anak pada budaya menabung, walau faktanya sejak TK (Taman Kanak-Kanak) anak saya sudah dibiasakan gurunya untuk menabung di sekolah lengkat dengan buku tabungannya dan anak saya selalu mengingatkan saya untuk memberikan uang tabungan setiap hari.

Usia ini anak mulai memahami cara menggunakan uang yang bijaksana, walaupun uangnya sendiri, serta memberikan tantangan untuk anak agar menabung uangnya untuk menjawab tantangan jangka pendek, contohnya: mengajak anak untuk menabung selama enam bulan ini agar bulan dua belas nanti (saat libur Natal dan Tahun Baru) bisa digunakan untuk liburan atau membeli sepeda.

Pada usia 13-15 tahun nanti, anak diajari untuk memperhitungkan tabungan dan pendapatannya serta membuat rencana pengeluarannya. Mengajari anak tentang atm, kartu kredit, dan debit. Mengajari anak untuk menggunakan produk perbankan dalam bimbingan orangtua, seperti kartu debit, e-money -- BCA Flazz, e-money Mandiri, Kartu Jakarta Pintar, Kartu Indonesia Pintar, dll. Yang lebih penting mengajari anak agar tidak sembarangan membagikan informasi keuangan (pin ATM, dll) kepada orang lain atau ke internet.

Lalu pada usia 16-18 tahun anak diajari mengenal investasi dan pilihannya. Melibatkan anak untuk diskusi mengenai keuangan keluarga dan mempertimbangkan masukan-masukan yang diberikan oleh anak Anda. Jika kurang memamahami tentang investasi, mari sebagai orangtua belajar dengan buku atau pelatihan untuk anak mengenai investasi, pajak, dan asuransi.

Inti dari literasi keuangan adalah dasarnya anak harus mampu menerapkan budaya menabung sebagai usaha sadar untuk menyisihkan uang pemberian nenek, family yang memberi uang untuk ditabung dengan tujuan tertentu.

Inspirasi menabung terwujud dari seringnya nenek, kakek, paman atau family datang ke rumah, lalu kebiasaan memberikan uang kepada anak menginspirasi untuk menabung uang pemberian mereka demi masa depan anak. Sang nenek mereka selalu berpesan,

"Ingat, ditabung ya..jangan di jajankan! Tapi ditabung buat beli tas, buku, maupun perlengkapan sekolahnya!"

Begitulah nasehat nenek setiap kali dia akan pulang dari rumah kami ketika cucu-cucunya berderet di depannya untuk nyalam dan cium pipi nenek mereka. Mereka sangat senang, walau jumlah nominal uang yang diberikan sang nenek tidaklah banyak, tetapi cucu-cucunya sangat bersuka cita.

Pertama-tama ketika sang mama mereka mengajak untuk menabung sungguh sulit, dimana mereka terkadang kurang disiplin dan meminta uang mereka untuk di jajankan. Tetapi dengan pembiasaan, dengan nasehat dan dengan praktek, dimana saya dan mama mereka langsung mempraktekkan cara menabung, memasukkan uang logam atau kertas ke celengan, ternyata itu bisa membuat mereka sadar betapa pentingnya menabung itu.

Dari beberapa buku dan artikel serta pengalaman saya, manfaat menabung sejak usia dini sangat banyak, walau banyak juga tantangan yang kita hadapi dalam mengajarkan anak menabung sejak dini. Tantangan yang kita hadapi sangat berat, beda dengan zaman ketika perangkat teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun