Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[HORORKOPLAK] Satu Malam Berada antara Dua Alam

12 Januari 2017   14:09 Diperbarui: 12 Januari 2017   14:12 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku juga cinta kamu…!”,ujarmu membalas ucapanku, menatap sejuk bening dengan sorot mata pasti sambil berpegangan tangan, yakin tak akan pindah kelain hati. Tatap mata itu juga mengisyaratkan kepasrahan dan butuh perlindungan. Kucoel hidungmu menarik tangan menuju pulang. Ya…. Setiap sabtu sepulang kerja cepat, kujemput Ella kekasihku di sekolah kursus menjahit, kan kuantar pulang. Tapi sebelum sampai rumahnya, kami singgah dibawah pohon jambu di pinggir sungai tak jauh dibelakang rumahnya.

Sampai mejelang tidur semua potongan itu rapi tersimpan lekat tak mau hilang, masih terngiang berulang tak mau pergi. Karena tak mau mata terpejam, lalu kubuka jendela kamar, melihat bulan setengah diantara pucuk kelapa dihiasi bintang bersinar indah, seindah hatiku malam ini. Bayang wajahmu kembali datang bergantian berkejaran dilangit-langit kamar, teramat asik mengingatmu bermain-main dengan bayanganmu. Terimakasih Tuhan, atas anugerah cinta yang kau selipkan di dua hati terangkai kuat.

 ***

Siang itu kita pergi lagi menikmati cinta bersemi mandi ketempat rekreasi. Berenang berkejaran, sampai sore tak ingat waktu. Dengan sepeda motor pulang kehujanan basah kuyup melaju kencang tertawa senang menikmati rindu menyatu seakan tak habis waktu, seolah dunia ini milik kita berdua. Sampai di rumahmu jam 8 malam mendapat teguran dari ayahmu mengingatkan, sekedar tanda sayang. Kemudian ibumu datang membawakan teh hangat, sehangat kasih mereka buat kita.

Sepanjang jalan pulang dari rumahmu malam itu terbayang besarnya tabunganku, seakan cukup buat melamarmu. Terbayang membina rumah tangga kecil bahagia, membuat rumah gubuk di atas tanah nenek di desa yang sejuk. Semakin hanyut anganku, memiliki anak lelaki tampan yang wajahnya mirip kamu, tapi kulitnya putih sepertiku, mengejar bola di halaman sambil kau member makan, bola  ditendangnya mengenai koran yang lagi kubaca di teras rumah. Tiba-tiba, Sssttt…ssstt……brakkk..!!.

“ Angkat…angkat….bawa kerumah sakit…cepat.. dia sekarat…cepat..!”.

“Apa yang menabraknya?”

“Itu…mobil tangki minyak….!”

“Hei…kau yang pakai sepeda motor ….!, kejar mobil itu…!!”

“Angkat…angkat.. pelan-pelan, masih ada nafasnya”

“Ke rumah sakit mana..?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun