Mohon tunggu...
agus mada
agus mada Mohon Tunggu... Seniman - Indonesia

Senandung Rindu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mati

9 Januari 2019   10:29 Diperbarui: 9 Januari 2019   10:43 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sukma berteriak memanggil-manggil, jasadnya dikerumuni banyak orang namun tak satupun yang menjawab panggilannya. Ember -- ember berjajar terisi penuh air bercampur bunga, di dekatnya terbujur kursi panjang yang menunggu untuk menjadi tempat pemandian terakhir. Sementara sanak saudara masih tersedu hingga ada yang tidak sadarkan diri menghadapi kenyataan, menyaksikan manusia yang begitu dicintai tidak bernyawa terkulai lemas seolah sudah tidak ada beban di dunia dan tidur sangat pulas selamanya dengan sedikit senyum menghiasi wajah.

Kain putih bersih sudah digelar bertanda lahir dalam keadaan suci dan kembali dengan pakaian suci, orang -- orang bahu membahu membantu dengan tugas masing -- masing, belanja, memasak, menyampaikan kabar, menghias nisan hingga menggali tanah sebagai rumah terakhir. Prosesi demi prosesi telah dijalani, jasad tampak rapi dan suci bersiap untuk di tandu diantar menuju singgasana gelap tanpa cahaya, sukma bertanya -- tanya "aku mau dibawa kemana?, kenapa banyak orang mengantarku?". 

Kendaraan roda manusia berangkat mengantar jasad, jalanan penuh bunga dan airmata, nisan digendong berjalan paling depan sebagai penanda kelak nama-nama setiap yang bernyawa akan tertulis di sini. Iring -- iringan telah sampai ke peristirahatan terakhir, helai demi helai kain penutup keranda di buka, tiga orang telah berada di liang 2 x 1 meter dengan pasti menggapai sang jasad untuk di tidurkan dalam pangkuan bumi, hati-hati membuka tali demi tali dan memastikan posisi tidurnya nyaman.

Sukma menangis berteriak kembali "apa ? Apa yang kalian lakukan padaku? Kenapa aku dimasukkan di perut bumi? Tolong! Tolong bawa aku pulang kerumahku! Tangisnya pecah, semua orang tidak mendengar". Usai sudah kehidupan di dunia, jasad telah tertimbun tanah bertabur bunga-bunga wangi, kiriman doa-doa terlantun, tugas sebagai manusia telah selesai. Orang-orang pulang dengan membawa tangis sementara jasad sedang menunggu pertanyaan --pertanyaan. Entah bekal dari dunia cukup atau tidak untuk menjawab dan menghapus segala dosa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun