Malam ini, refleksi ini terasa begitu dalam. Bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk mereka yang paling kusayangi: keluargaku. Aku sadar, sikap dan tutur kataku, sekecil apa pun, akan menjadi cermin bagi mereka. Anak-anakku tidak hanya belajar dari apa yang kuucapkan, tapi juga dari apa yang kulakukan. Ketidakpekaanku pada hal-hal kecil bisa menjadi benih ketidakacuhan yang kelak tumbuh dalam diri mereka. Sebaliknya, kepekaan dan kerendahan hati yang kutunjukkan, meski dalam kondisi sulit sekalipun, akan menjadi pelajaran berharga yang mengendap dalam sanubari mereka.
Oleh karena itu, aku berjanji untuk lebih bijaksana. Menjaga lisan di tengah amarah, mengedepankan empati di tengah kekecewaan, dan selalu bersikap rendah hati. Aku ingin menjadi contoh nyata bahwa kebaikan adalah kekuatan, dan kesopanan adalah cerminan dari jiwa yang tenang. Biarlah segala ujian yang datang menjadi ajang untuk mengasah diri, bukan untuk meruntuhkan akhlak. Semoga aku bisa menjadi teladan yang baik, yang selalu peka dan bijaksana dalam setiap langkah, agar keluargaku dapat tumbuh menjadi pribadi yang juga berakhlak mulia.
Di luar sana, langit mulai menggeliat, seolah tak lagi sanggup membendung segala resah. Gema guntur perlahan menggulir, bukan untuk menakuti, melainkan untuk mengawali sebuah orkestra agung. Ini adalah panggilan alam, pertanda bahwa hujan penyembuh insomnia yang telah lama dinanti sedang dalam perjalanan. Ia akan datang membawa detoksifikasi untuk bumi, membasuh segala debu dan noda yang menempel di sepanjang hari. Dari balik jendela, aku memandang keluar, membayangkan edelweis yang sepanjang hari menunduk sendu. Ia telah menanggung begitu banyak beban, dari teriknya mentari hingga bisikan angin yang lelah. Kini, hujan akan menjadi selimutnya, membasuh setiap helai kelopaknya dengan lembut, membersihkan segala kepedihan yang tersimpan. Malam ini, edelweys itu akan terlelap dalam tidur yang paling damai, ditemani nyanyian rintik hujan yang menenangkan. Maka, biarkan malam ini menjadi saksi. Biarkan setiap kekhawatiran yang menumpuk ikut hanyut bersama air mata langit. Serahkan segala resah pada-Nya, dan sambutlah kedamaian yang datang. Karena setelah badai, akan ada ketenangan. Setelah edelweys beristirahat, ia akan kembali mekar dengan keindahan yang baru...
||Dalam Ruang Rindu Edelweys||Lamasi Timur 25 September 2025||
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI