Mohon tunggu...
Agustine Ranterapa
Agustine Ranterapa Mohon Tunggu... Guru

Aku seorang Guru SD. Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku. Aku tidak pernah berjalan diatas air dan aku juga tidak mampu membela lautan. Tetapi yang aku tahu, aku adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mencintai anak-anak didikku. Karena menurutku seni tertinggi seorang guru adalah bagaimana ia menciptkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan". Alhamdulillaah ditakdirkan menjadi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Syukur dan Ikhlas, Dua Sisi Penting Etika Kehidupan

7 September 2025   19:27 Diperbarui: 13 September 2025   23:36 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doa adalah bentuk pengakuan yang mendalam, bahwa kita tidak mampu membalas kebaikan dengan sempurna, maka kita menyerahkannya kepada Allah yang Maha Adil. Doa adalah jalan untuk menjaga hati tetap rendah, serta mengikat hubungan sosial dengan energi spiritual.

Inilah yang diajarkan Rasulullah :

"Barangsiapa yang diberi kebaikan lalu ia berkata kepada orang yang memberi: 'Jazakallahu khairan' (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka ia telah benar-benar memujinya."
(HR. Tirmidzi)

Kita mungkin bisa membayangkan jika sebuah masyarakat di mana setiap orang saling memberi tanpa menuntut balasan. Energi kebaikan akan mengalir bebas, menciptakan budaya saling menolong dan solidaritas yang kuat. Dalam masyarakat seperti ini, orang tidak sibuk menghitung-hitung keuntungan pribadi. Mereka berlomba menebar manfaat, karena percaya bahwa kebaikan akan kembali dengan caranya sendiri. Doa menjadi energi yang memperkuat ikatan antarmanusia, membuat hubungan sosial lebih sehat dan tulus. Sebuah ilustrasi yang nyata pada masa Umar bin Khattab r.a., beliau sering berjalan malam hari untuk mencari tahu keadaan rakyatnya. Ketika menemukan keluarga miskin yang kelaparan, beliau sendiri memanggul gandum dan memasaknya. Tidak ada publikasi, tidak ada tuntutan balasan. Kebaikan itu murni karena Allah, dan justru itulah yang membuatnya dikenang sepanjang zaman. 

Dua sisi etika kehidupan yaitu syukur dan ikhlas adalah kunci kedamaian batin dan keharmonisan sosial. Bersyukur membuat kita tidak lalai pada jasa orang lain, sementara ikhlas menjaga amal kita tetap murni sebagai ibadah. Dalam kehidupan sehari-hari, mari kita biasakan membalas kebaikan dengan doa. Jangan remehkan doa, sebab ia mampu menembus langit dan kembali kepada kita dalam bentuk kebaikan lain. Dan ketika memberi, mari kita lepaskan harapan akan balasan. Biarlah Allah yang menjadi penentu, karena Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.  Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi DIA melihat kepada hati kalian dan amal kalian."
(HR. Muslim
)

Kebersihan hati adalah inti dari etika ini: memberi tanpa mengikat, menerima dengan penuh syukur. Dengan itu, kita bisa hidup lebih damai, menjalin hubungan yang sehat dengan sesama, dan meneguhkan ikatan kita dengan Allah. Mari kita jadikan hidup sebagai ladang kebaikan. Jangan takut jika kebaikan kita tidak dihargai manusia, sebab Allah tidak pernah menutup mata atas amal sekecil apa pun. Syukur dan ikhlas adalah jalan untuk menemukan ketenangan sejati yang akan melahirkan hati yang lapang, jiwa yang tenang, dan hidup yang penuh berkah.

Akhirnya kutipan dari KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) patut untuk menjadi refleksi kita bersama, "Jika engkau berbuat baik, jangan merasa berjasa, karena kebaikan itu milik Allah. Engkau hanya menjadi jalan-Nya." Pesan ini menegaskan bahwa kebaikan sejati tidak pernah bersumber dari kita. Kita hanyalah perantara. Maka, tidak pantas bagi kita untuk menuntut balasan dari manusia. Balasan itu urusan Allah, dan sering kali datang dari jalan yang tidak pernah kita duga. 

To all my nieces and nephews, whom I love with all my heart, this writing is truly for you as advice. Thank you for being good children. May Allah Azza wa Jalla always grant us His guidance, taufeeq, and hidayah, amen tsumma ameen...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun