Mohon tunggu...
Agustine Ranterapa
Agustine Ranterapa Mohon Tunggu... Guru - Guru

Aku seorang Guru SD. Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku. Aku tidak pernah berjalan diatas air dan aku juga tidak mampu membela lautan. Tetapi yang aku tahu, aku adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mencintai anak-anak didikku. Karena menurutku seni tertinggi seorang guru adalah bagaimana ia menciptkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan". Alhamdulillaah ditakdirkan menjadi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

#PrayForLuwu: Menjaga Keseimbangan Alam untuk Mencegah Bencana Sebagai Hikmah dari Banjir Bandang Luwu

3 Mei 2024   18:53 Diperbarui: 4 Mei 2024   08:35 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali. Penegakan hukum yang tegas terhadap penambangan ilegal, rehabilitasi kawasan hutan yang rusak dan promosi penambangan yang berkelanjutan adalah beberapa langkah yang perlu diambil.

Masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Kita perlu mengubah pola hidup dan konsumsi yang ramah lingkungan. Kita perlu menanam pohon, menjaga kebersihan sungai dan menggunakan sumber daya alam secara bijak. 

Tragedi banjir bandang Luwu adalah pelajaran berharga bagi kita semua. Kita harus belajar dari kesalahan dan berkomitmen untuk menjaga alam demi masa depan yang lebih baik. Banjir bandang ini bukan sekedar musibah, melainkan cerminan diri bagi kita semua untuk introspeksi "beremuhasabah"  dan kembali mendekatkan diri kepada Sang Khalik "Allah Azza wa Jalla serta merefleksikan hubungan kita dengan alam. 

Karena sesungguhnya kerusakan alam yang menjadi pemicu banjir bandang adalah konsekuensi dari kelalaian kita sebagai manusia dalam menjaga ciptaan-Nya. Hutan yang seharusnya menjadi penjaga keseimbangan alam telah dirusak demi keuntungan semata. Banjir bandang menjadi konsekuensi logis dari ketidakpedulian manusia terhadap alam. Maha benar Allah yang berfirman : " Allah SWT berfirman,

Artinya, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"

(QS. Ar-Rum, 41)


Tragedi banjir bandang ini sudah  seyogyanya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa alam bukan hanya milik manusia tetapi juga milik Allah Azza wa Jalla. Kita diamanahkan untuk menjaganya dan hidup selaras dengannya. Eksploitasi alam yang tidak bertanggung jawab adalah bentuk pelanggaran amanah yang berakibat fatal.

Semoga musibah ini juga menjadi momentum untuk kita kembali ke jalan yang benar. Kita perlu memperkuat iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kita perlu mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak ibadah dan amal saleh. Hanya dengan muhasabah dan pertolongan Allah SWT, kita dapat terhindar dari musibah serupa di masa depan. Banjir bandang Luwu adalah teguran yang tak boleh diabaikan. Marilah kita jadikan tragedi ini sebagai pelajaran berharga untuk membangun kehidupan yang lebih baik, selaras dengan alam dan Allah SWT.

Saudaraku di Tanah Luwu, mari kembali bangkit dan memetik hikmah dari ujian ini... jadikan tragedi ini sebagai momentum untuk membangun kembali hubungan yang harmonis dengan alam. Kita perlu bekerja sama, baik pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta untuk menjaga kelestarian alam demi masa depan yang lebih berkelanjutan.

MDMC Lamasi
MDMC Lamasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun