Mohon tunggu...
Agustine Ranterapa
Agustine Ranterapa Mohon Tunggu... Guru - Guru

Aku seorang Guru SD. Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku. Aku tidak pernah berjalan diatas air dan aku juga tidak mampu membela lautan. Tetapi yang aku tahu, aku adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mencintai anak-anak didikku. Karena menurutku seni tertinggi seorang guru adalah bagaimana ia menciptkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan". Alhamdulillaah ditakdirkan menjadi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

#PrayForLuwu: Menjaga Keseimbangan Alam untuk Mencegah Bencana Sebagai Hikmah dari Banjir Bandang Luwu

3 Mei 2024   18:53 Diperbarui: 4 Mei 2024   08:35 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri

Begitu menyayat hati saya menyaksikan video rumah yang hanyut dan teriakan minta tolong ke Tim SAR dalam beberapa unggahan di sosial media sejak subuh tadi. Musibah banjir bandang yang melanda beberapa kecamatan Di Kabupaten Luwu sejak kemarin meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga yang kehilangan, tidak hanya harta benda tetapi juga nyawa beberapa warga, merusak rumah dan infrastruktur umum serta kerugian ekonomi yang sangat signifikan. 

 Dibalik duka yang mendalam, muncul pertanyaan tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap bencana ini. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pengelolaan tambang emas di kawasan Gunung Latimojong. 

Gunung Latimojong merupakan wilayah hutan lindung yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam termasuk dalam mengatur tata air. Aktivitas penambangan emas di kawasan ini dikhawatirkan telah merusak kawasan hutan, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap air hujan.

Penelitian menunjukkan bahwa deforestasi di Gunung Latimojong telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikaitkan dengan maraknya aktivitas penambangan emas ilegal yang dilakukan tanpa izin dan tanpa memperhatikan aspek lingkungan. 

Dalam kajian lingkungan hidup, deforestasi dapat meningkatkan risiko banjir bandang dengan beberapa cara :

  • Mengurangi kapasitas infiltrasi air. Hutan memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyerap air hujan. Saat hutan diubah menjadi area tambang, air hujan tidak lagi dapat terserap ke dalam tanah dengan baik, sehingga mengalir ke permukaan dan menyebabkan banjir.
  • Meningkatkan erosi tanah. Tanaman dan pepohonan di hutan membantu menahan tanah agar tidak terkikis oleh air hujan. Ketika hutan ditebang, tanah menjadi lebih mudah terkikis dan terbawa oleh air hujan, sehingga berkontribusi pada sedimentasi di sungai dan memperparah banjir.
  • Mengubah pola aliran air. Penambangan emas sering kali melibatkan pembuatan jalan dan infrastruktur lainnya yang dapat mengubah pola aliran air alami. Hal ini dapat menyebabkan air hujan terkonsentrasi di satu area, sehingga meningkatkan risiko banjir.

Tentu saja untuk masalah ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti hubungan antara pengelolaan tambang emas di Gunung Latimojong dengan banjir bandang di Luwu. Namun bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa deforestasi dan kerusakan lingkungan akibat penambangan emas dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap bencana ini.

Dalam hal ini, Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi masalah ini dengan upaya :

  • Menegakkan hukum terhadap penambangan ilegal. Pemerintah perlu memperkuat penindakan terhadap penambangan emas ilegal di kawasan Gunung Latimojong. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan patroli, memberikan sanksi tegas bagi pelanggar dan merehabilitasi kawasan hutan yang telah rusak.
  • Mempromosikan penambangan yang berkelanjutan. Pemerintah perlu mendorong praktik penambangan yang lebih berkelanjutan yang meminimalkan dampak lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan standar lingkungan yang lebih ketat, memberikan pelatihan bagi penambang dan mempromosikan penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
  • Melestarikan hutan. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk melestarikan hutan di Gunung Latimojong. Hal ini dapat dilakukan dengan memperluas kawasan hutan lindung, meningkatkan upaya reforestasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan.

Hanya dengan mengambil langkah-langkah tegas dan terencana, kita dapat mencegah tragedi banjir bandang seperti yang terjadi di Luwu terulang kembali. Kita perlu menjaga kelestarian alam dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan demi menjaga keseimbangan alam dan melindungi masyarakat dari bencana alam.

Banjir bandang Luwu menjadi pengingat keras bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam. Bencana ini bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga konsekuensi dari kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah manusia. Berkaca dari musibah banjir bandang Luwu hari ini bahwa ini adalah sebuah panggilan untuk segera bertindak !!!. Kita perlu segera berbenah dan mengubah cara kita memandang alam. Alam bukan hanya sumber daya untuk dieksploitasi, tetapi juga rumah bagi kita semua. Kita perlu menjaganya dan hidup selaras dengan alam. Menjaga keseimbangan alam adalah tanggung jawab kita semua. Dengan melakukan tindakan nyata dan bekerja sama, kita dapat mencegah tragedi seperti banjir bandang Luwu terulang kembali dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun