Wait and see adalah upaya bijak untuk membaca situasi politik yang masih sangat dinamis. Bisa saja terjadi perang horisontal yang digalang oleh pemerintahan sebelumnya. Bisa jadi pula krisis ekonomi akan menghilangkan ketakutan rakyat sehingga melawan pemerintah Taliban. Kondisi masyarakat yang lapar adalah mesin revolusi.
Sebagai warga negara Indonesia selayaknya bisa mengambil pelajaran bahwasanya perang, sangat menyengsarakan. Perang tidak seperti main game, bom sana bom sini sambil tertawa bahagia melihat musuhnya tumbang. Tidak semacam itu. Tertusuk duri bunga bougenville saja sakitnya sampai tidak bisa tidur, apalagi terkena terjangan peluru.Â
Konflik horisontal sangat berbahaya bagi ketentraman dan keselamatan. Negeri yang punya ratusan suku, adat budaya yang wilayahnya membentang sejauh London-Bagdag Irak, selayaknya berbangga diri. Bisa memberi contoh dan inspirasi ke dunia Internasional, bahwasanya perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu.
Di Indonesia saat ini kita masyarakat bisa tidur nyenyak tanpa takut digedor dan ditodong AK-47. Bisa makan mie goreng di pinggir jalan tanpa takut kejatuhan bom dan bisa internetan berbagi tawa dengan teman dunia maya, bisa beribadah tanpa gangguan.
Kehidupan yang bagi kita terlihat sederhana ini, tidak dimiliki oleh saudara kita di Afghanistan atau zona perang lainnya di dunia. Ketentraman adalah kehidupan mewah yang terkadang luput dari kesadaran.