Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Meski Berbahan Buah Lokal, Dijamin Lidah Tidak Ambyar!

11 Mei 2020   22:27 Diperbarui: 11 Mei 2020   22:56 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS


Anda pasti tidak asing lagi dengan buah mentimun (Cucumis sativus L), yang dikenal juga dengan nama timun atau ketimun. Bahkan sejak anak-anak, kita sudah diperkenalkan dengan buah yang satu ini melalui dongeng "Kancil Mencuri Mentimun".

Entah mengapa dalam beberapa judul lainnya, tokoh Kancil tak jarang selalu dihubung-hubungkan dengan buah mentimun ini. Mungkin karena kancil merupakan salah satu hewan pemakan daun-daunan dan tumbuh-tumbuhan.

Apa memang benar kancil (Tragulus javanicus) memang menyukai mentimun? Ternyata dugaan kita selama ini kurang tepat. Menurut informasi yang dirilis oleh gembiralokazoo.com, di sana disebutkan bahwa ternyata kancil tidak menyukai mentimun. Hal tersebut dikemukakan oleh salah seorang perawat kancil di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta. Menurut Sumpeno, makanan sehari-hari yang disukai kancil adalah lembayung, ubi jalar, kacang panjang, pisang dan daun airis atau tanaman sejenis rumput gajah.

Nah, kali ini saya akan berbagi resep sederhana untuk membuat sajian berbuka puasa yang berbahan dasar mentimun. Tentu kita sudah sering memanfaatkan mentimun sebagai bahan membuat rujak bersama aneka jenis buah-buahan lainnya. Selain itu, mentimun juga biasanya dijadikan lalapan saat menyantap ayam goreng atau seafood goreng. Mentimun juga bisa dibuat masakan acar dan salad yang menyegarkan.

Es Serut Mentimun yang Menyehatkan

Melalui video ini, saya ingin berbagi pengalaman kepada pembaca rubrik THR (Tebar Hikmah Ramadan) Kompasiana untuk membuat sajian salah satu menu berbuka puasa. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain: buah mentimun, sirup buah (sesuai selera), dan es batu. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan adalah: parutan keju, talenan, dan pisau buah.

Pertama-tama, kupas buah mentimun. Setelah itu cuci bersih di bawah air mengalir. Kemudian potong panjang-panjang buah mentimun untuk mempermudah proses pemarutannya.

Siapkan gelas, isi dengan bongkahan es batu. Tambahkan serutan mentimun, lalu tuangkan sirup buah secukupnya. Tambahkan air es dan aduk hingga merata. Kini, es serut mentimun siap disajikan.

Bahan mentimun saya pilih sebagai bahan dasar pembuatan minuman es kali ini karena mengandung vitamin A, C, dan K, seperti diulas dalam sebuah artikel yang dimuat jawapos.com. Mentimun juga mengandung kalsium dan kalium.

Sumber lain yaitu doktersehat.com menyebutkan, kandungan vitamin K pada mentimun dapat meningkatkan penyerapan kalsium pada tulang. Vitamin K diperlukan oleh tubuh kita untuk menjaga kesehatan tulang. Kandungan serat pada buah mentimun juga dapat membantu proses pencernaan makanan, sehingga bisa mencegah terjadinya sembelit.

Saya memanfaatkan mentimun sebagai bahan pembuatan es serut kali ini karena mentimun mengandung kalium yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah, sebab kalium dapat mengatur jumlah garam pada ginjal. Bagi penderita hipertensi, konsumsi mentimun bisa menjaga kestabilan tekanan darah.

Selain itu mentimun mempunyai sifat diuretik. Dengan kata lain, dengan mengonsumsi mentimun akan memicu produksi urine dalam tubuh kita. Bakteri, berbagai racun, dan zat hasil metabolisme tubuh kita akan dikeluarkan melalui urine tersebut. Hal inilah yang disebut sebagai proses detoksifikasi. Otomatis, bila proses tersebut dapat berlangsung dengan baik, tubuh kita akan menjadi segar dan bugar kembali.

Resep Almarhum Kakek: dari Pisang Hingga Kelapa Muda

Sejak saya masih anak-anak, keluarga saya sangat menyukai kolak pisang. Resep kolak pisang tersebut diajarkan oleh almarhum Kakek saya kepada Ibu saya. Saat ini, kolak pisang mungkin sudah sulit kita temui diperjualbelikan oleh para pedagang makanan. Semua terjadi akibat pergeseran selera masyarakat kita yang senantiasa mengikuti perkembangan zaman.

Proses pembuatan kolak pisang pun tidak sesulit yang kita bayangkan. Bahan-bahannya juga mudah didapatkan di pasaran, yaitu: pisang kepok, gula merah, daun pandan, santan, gula pasir, dan garam.

Pertama-tama, potong pisang kepok sesuai selera. Disarankan potongan pisang tidak terlalu kecil, agar saat direbus tidak hancur. Selanjutnya kita siapkan air dalam panci. Setelah itu masukkan gula merah sesuai selera, daun pandan, garam, dan gula pasir. Letakkan panci di atas nyala api sedang, hingga semuanya larut menjadi satu. Tambahkan santan dan aduk secara terus-menerus sampai santan mendidih.

Setelah santan mendidih, kita masukkan potongan pisang kepok yang sudah siap. Biarkan selama beberapa saat sambil terus diaduk-aduk, agar kuah santan tidak pecah. Bila kuah santan sampai pecah, akan mempengaruhi rasa kolak pisang yang kita hasilkan.

Jika buah pisang yang telah dimasak tadi tampak berwarna kuning keemasan, maka itu adalah pertanda bahwa kolak pisang sudah masak dan siap disajikan.

Kolak pisang dapat disantap saat masih hangat, namun juga nikmat bila dihidangkan dalam kondisi dingin dengan menambahkan es serut atau es batu. Bila disukai, beberapa variasi yang bisa dilakukan adalah dengan mencampurkan kolang-kaling, biji mutiara, cincau, dawet, atau ketan hitam dalam sajian kolak pisang itu. Semua jenis topping yang ditambahkan tidak akan mengurangi kenikmatan khas kolak pisang yang dihidangkan.

Selain diolah menjadi kolak pisang, pisang kepok pun sangat nikmat bila direbus dan disajikan dengan parutan kelapa muda. Biasanya pisang yang sudah direbus kemudian dibersihkan kulitnya dan dipotong agak tipis, lalu disajikan dengan taburan parutan kelapa muda. Terkadang di atas taburan kelapa parut tadi ditambahkan cairan gula merah kental sebagai pemanis.

Untuk membuat menu berbuka puasa, almarhum Kakek saya dulu juga kerap membuat es kelapa muda yang dicampur dengan susu kental manis dan sirup frambozen yang mempunyai warna "merah menyala" dan aroma wangi khas sepanjang zaman. Pada zamannya, sirup frambozen ini begitu familiar di kalangan masyarakat kita. Sebab pada zaman itu, masih cukup sulit untuk mendapatkan sirup buah "aneka rasa" seperti yang kita jumpai saat ini.

Saat saya dan keluarga masih tinggal di Denpasar beberapa tahun silam, samping rumah kami terdapat pohon kelapa hijau yang pohonnya tidak terlalu tinggi. Bila kami memerlukan bahan untuk membuat es kelapa, biasanya saya tinggal mengambil beberapa buah dari pohonnya dengan bantuan Ayah.

Sajian es kelapa ini juga bisa menjadi berbeda bila kita tambahkan serbuk jahe di dalamnya. Kandungan jahe dalam minuman mempunyai manfaat untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan. Selain itu, jahe juga mempunyai kandungan vitamin C yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

Es Buah Tomat dan Sirup Nanas Tanpa Pengawet

Kebanyakan saat ini buah tomat dimanfaatkan sebagai salah satu pelengkap untuk memasak sayur sop, cap cay, dan aneka masakan lainnya.

Sejak saya masih kecil dulu, Ibu kerap membuatkan saya es buah tomat. Cara membuatnya pun sangat mudah, sehingga bisa dilakukan secara mandiri oleh seorang anak kecil. Setelah buah tomat dicuci bersih, buah dapat dimasukkan ke dalam gelas, lalu dihancurkan dengan sendok sampai setengah lumat.

Cara ini ditempuh agar sari buah tomat bisa dihasilkan. Selanjutnya bisa ditambahi gula secukupnya dan diaduk perlahan. Setelah itu diberi es batu atau es serut agar sajian minuman buah tomat menjadi makin segar.

Selain itu, Ayah saya juga punya tradisi membuat sirup buah nanas tanpa bahan pengawet. Cara membuatnya pun sangat sederhana, hanya dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk menjalankan prosesnya.

Sirup nanas tanpa bahan pengawet ini hanya memerlukan bahan dasar buah nanas dan gula pasir. Setelah buah nanas dipotong-potong sesuai kebutuhan, kemudian dimasukkan dalam larutan air yang sudah dicampur dengan gula pasir dengan takaran tertentu.

Sesudah itu, air gula pasir yang telah ditambahi dengan buah nanas segar tadi direbus di atas nyala api kecil sambil sekali waktu diaduk-aduk. Di sinilah kesabaran dan ketelatenan kita diuji. Lama-kelamaan cairan gula dan buah nanas tadi akan tampak mengental dan berubah menjadi sirup berwarna kuning keemasan.

Karena tanpa bahan pengawet, maka sirup nanas made in Ayah saya ini rasanya istimewa dan sulit ditemui padanannya di pasaran. Saya sendiri sangat menyukai ampas nanas sisa pembuatan sirup tersebut. Biasanya ampas nanas ini saya jadikan campuran es buah atau es kelapa, sehingga akan menambah kenikmatannya.

Demikianlah sedikit kisah yang bisa saya bagikan kepada pembaca setia rubrik THR Kompasiana. Meskipun berbahan dasar buah lokal, dijamin lidah Anda tidak akan ambyar!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun