Waktu saya menulis buku Inner Peace yang terinspirasi dari film Kungfu Panda, saya fokus kepada master Shifu ketika melatih Pho, si panda, yang tidak bisa apa-apa. Dan ketika melihat kembali kisah tersebut, ada yang menarik yang bisa kita lihat dari sosok Tailung.
Sangat mungkin yang terlibat dalam tindakan kejahatan yang dilakukan oleh Tailung ternyata adalah Master Shifu. Cerita tentang Tailung berawal dari momen saat ia ditinggalkan oleh kedua orangtuanya, sebuah titik awal yang membentuk landasan kisahnya. Di saat keputusasaan itu menghampirinya, nasib Tailung berubah ketika ia diasuh dan dibesarkan oleh seorang yang kemudian menjadi figur sentral dalam hidupnya, yaitu Master Shifu.
Master Shifu bukan sekadar seorang guru bagi Tailung; baginya, Shifu adalah figur orang tua pengganti yang memberikan contoh hidup yang mendalam. Dalam hubungan yang terjalin di antara mereka, Shifu tidak hanya bertindak sebagai mentornya dalam seni bela diri, tetapi juga memainkan peran penting sebagai pembimbing moral. Tailung tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang teknik pertarungan, melainkan juga nilai-nilai kehidupan yang diwariskan oleh master Shifu.
Pentingnya peran Master Shifu dalam kehidupan Tailung menjadi jelas yang menggambarkan betapa kuatnya ikatan emosional dan spirituall antara guru dan murid.Â
Dalam perjalanan Tailung, Master Shifu bukan hanya pemandu dalam mencapai potensi terbaiknya dalam seni bela diri, tetapi juga figur yang membentuk karakter dan moralnya. Dengan demikian, sangat mungkin ada peran libatan Master Shifu dalam kejahatan Tailung membuka lapisan yang lebih dalam dari kompleksitas hubungan mereka.
Semangat besar yang mendorong Tailung untuk membuat Master Shifu bangga telah menciptakan arah utama dalam hidupnya. Baginya, menjadi Dragon Warrior adalah bukan sekadar predikat, melainkan suatu bukti dari dedikasi dan usaha kerasnya yang ia tuangkan di setiap latihan dan pembelajaran yang dijalani di bawah bimbingan Master Shifu.
Keinginan Tailung untuk membuktikan kapabilitasnya sebagai Dragon Warrior bukan hanya berkutat pada ambisi pribadi semata, tetapi juga merupakan suatu bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap ajaran dan harapan yang telah ditempuh bersama master Shifu.Â
Dalam perjalanan menuju gelar tersebut, Tailung menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yang menguji tekad dan keberanian. Namun, setiap latihan yang dijalani dan setiap pengajaran dari master Shifu menjadi langkah-langkah yang membentuk karakternya.
Dengan tekad yang kuat, Tailung menggali potensi terbaiknya dan menjalani transformasi yang mendalam. Ia tidak hanya belajar teknik-teknik pertarungan, tetapi juga nilai-nilai penting seperti kesabaran, keberanian, dan keteguhan hati. Keseluruhan proses pembelajaran ini menggambarkan perjalanan panjang Tailung untuk mencapai tujuan mulianya, yakni menjadi Dragon Warrior yang bisa membuat Master Shifu bangga.
Namun, seperti banyak kisah kehidupan, realitas sering kali membawa kekecewaan yang tak sesuai dengan harapan. Meskipun Master Shifu memberikan latihan dengan semangat dan penuh dukungan, dan penuh harapan pada Tailung bahwa ia dapat menjadi Dragon Warrior, namun kenyataannya berbicara sebaliknya. Tailung mengalami kegagalan dalam mewujudkan impian menjadi Dragon Warrior yang selama ini menjadi tujuannya.