Mohon tunggu...
Agung Wasita
Agung Wasita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Ada Tempat bagi Terorisme di Negeri Ini

14 November 2019   18:47 Diperbarui: 14 November 2019   18:49 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bom Medan mengejutkan banyak pihak. Bukan saja karena lone-wolf tetapi belum kering ingatan kita pada penyerangan kepada Menkopolkam (waktu itu) Wiranto di Banten. Meski dua aksi terorisme ini tidak menelan korban tetapi menimbulkan terror bagi masyarakat.

Dari pemberitaan kita tahu bahwa para pelaku itu tidak menunjukkan perilaku atau karena memakai atribut khusus. Mereka seperti masyarakat pada umumnya bergaul dan bermasyarakat, meski mereka ada yang baru pindah rumah Tapi keluarganya tidak mendapati kelainan pergaulan pada mereka.

Pakaian yang dipakai oleh mereka juga berkatagori biasa saja. Kalaupun pasangan teroris di Banten dimana sang wanita memakai ni'qab tapi berkatagori biasa dan tidak ada yang luar biasa. Beberapa wanita juga memakai baju seperti itu tetapi tidak menunjukkan hal yang luar biasa dalam tindak tanduknya. Hanya memang sang keluarga  tidak terlalumengikuti perkembangan mereka karena berbeda kota dan komunikasi hanya melalui telepon.

Uraian ini ingin menjelaskan bahwa perilaku terorisme tidak terpaku pada atribut yang disandangnya. Apakah dia berkumis, masih muda , atau berbaju cingkrang atau sopan dan ramah kepada yang lain. Dari sisi ekonomipun juga tidak bisa dijadikan soal; bahwa pelaku terorisme seringkali bersoal dengan uang artinya dia dari kalangan menengah bawah. 

Banyak pelaku terorisme yang mengakibatkan orang lain celaka seringkali brasal dari kalangan ekonomi yang cukup mapan. Pengebom tiga gereja Surabaya juga berasal dari pendidikan cukup dan ekonomi yang cukup mapan.

Karena itu siapapun berbuat terror, karena pengaruh ideology atau paham tertentu yang diyakininya. Ini yang harus diperhatikan oleh orang-orang terdekat atau keluarga yang menjadi lingkungan terdekatnya. 

Jika seorang gadis dekat dengan orang yang kelihatannya radikal, mungkin kita sebagai orangtua bisa mengintervensi hubungan itu agar tidak terlalu dekat. Karena seringkali faham radikal yang berhulu pada intoleransi itu dikenalkan oleh orang-orang-orang yang punya trust kepada orang terdekat atau pujaannya, lalu menirunya.

Hal terpenting dari itu semua adalah bahwa dari semua hal yang sudah dilampaui oleh Indonesia, bagaimanapun terorisme tidak bisa diterima di negara kesatuan republik Indonesia. Karena negara kita pada hakekatnya terdiri dari bermacam jenis etnis dan golongan dan keyakinan; yang dibutuhkan adalah toleransi dari pihak yang saling berbeda itu. Sehingga kita memang harus sepakat bahwa bagaimanapun tidak ada tempat bagi terorisme, radikalisme dan intoleransi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun