Mohon tunggu...
Agung Wasita
Agung Wasita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerminkan Cinta Bangsa di Sosmed

17 Januari 2019   18:32 Diperbarui: 17 Januari 2019   18:37 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak Indonesia merdeka dan berbagai tantangan yang dihadapinya, pernahkah kita berfikir soal pengorbanan orang-orang atau pihak-pihak yang ingin mewujudkan cita-cita Indonesia?

Banyak dan sering kita jumpai nama-nama mereka di kisah-kisah heroic di buku-buku sejarah atau cerita kepahlawanan yang  harus kita buat ketika menginjak sekolah dasar atau sekolah lanjutan ? Tapi pernahkah kita benar-benar berfikir, apa dasar mereka mau berkorban sedemikian besar, bahkan nyawa.

Dasar pengorbanan seseorang terhadap sesuatu itu tak lain adalah cinta. Cinta lah yang punya kekuatan besar untuk menggerakkan sesuatu.  Bahkan juga mengubah sesuatu bahkan egonya sendiri, termasuk nyawanya sendiri.  Cintanya pada bangsa, kesetiaan pada cita-cita bangsa (untuk merdeka) dan lain sebagainya adalah dasar untuk berkorban itu.

Sekarang kita harus berhadapan dengan musuh dalam bentuk lain. Dan musuh itu seakan membawa kita pada perpecahan bangsa. Perbedaan yang semula  adalah dasar pemersatu bangsa , konsepnya diobrak obrik sehingga perbedaan adalah penghalang persatuan. Oleh beberapa orang dan pihak perbedaan itu malah semakin didramatisir sehingga pihak satu membenci pihak lainnya. Pihak satu juga tak mau mendengarkan alasan pihak lainnya dan seterusnya.

Sehingga perbedaan kian menganga dan rasa saling benci kian menumpuk. Tercermin pada ujaran-ujaran yang bernada benci datu sama lain yang mungkin sulit untuk  pulih lagi. Mereka seakan tak punya daya untuk merekatkan kembali.

Dan saat ini kita menghadapi tantangan untuk mewujudkan pemilu 2019 yang  harus berlangsung jujur, adil, rahasia dan bermartabat serta berbudaya. Bermartabat mungkin bisa ditandai dengan penggunaan sosmed yang benar, tanpa fitnah dan ujaran-ujaran kebencian yang mewarnainya. Selama nyaris setengah tahun kita jagat informasi digital kita diwarnai oleh nada-nada yang tak pada tempatnya hanya karena membela salah satu calon.

Dalam social media yang digunakan seringkali mereka mengumbar kebencian dan ketidaksukaan terhadap kubu lainnya. Sedemikian juga sebaliknya . Mereka saling mengolok sampai memakai bahasa yang kurang sopan. Itu berlangsung selama berhari-hari berminggu-minggu, berbulan-bulan, sampai saat ini.

Tiga bulan menjelang Pilpres ini, marilah bersama-sama kita mengingat apa penyebab para orang tua kita dan para pahlawan itu gugur untuk kemerdekaan Negara kesatuan Indonesia ini. Tentu bukan perpecahan yang mereka inginkan dari pengorbanan mereka. Tentu juga bukan saling benci yang mereka inginkan.

Yang mereka inginkan mungkin adalah rasa syukur kita atas pengorbanan mereka atas kemerdekaan itu. Rasa syukur itu harusnya kita tampakkan pada sikap dan ujaran-ujaran yang kita lontarkan. Kasih, lembut dan cinta seharusnya mewarnai kita sebagai bangsa. Cinta harus juga tercermin di Sosmed. Perbedaan harusnya menjadi perekat dan cinta menjadi nafas yang memperkuat kita sebagai bangsa. Kita harus mampu mewujudkan itu selama -lamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun