Mohon tunggu...
Agung Wasita
Agung Wasita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan, Jaminan Kualitas Bangsa

13 Maret 2018   10:40 Diperbarui: 13 Maret 2018   12:44 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), M Zainul Majdi atau panggilan akrabnya Tuan Guru Bajang (TGB), menggambarkan pencinta ilmu sejati, sebagaimana juga dilakukan ribuan orang sukses di luar sana. Sejarah pendidikannya  memotivasi siswa hingga mahasiswa untuk meyakini kembali bahwa kunci sukses mengisi dunia fana ini adalah dengan ilmu.

Menimba ilmu, tutur TGB, bisa di mana saja, termasuk di Pondok Pesantren dan sekolah-sekolah umum lainnya. "Ternyata apa yang diajarkan guru-guru di Ponpes, jadi bekal saya untuk menjadi gubernur NTB. InsyaAllah hasilnya tak mengecewakan. Ketika santri diamanahkan pimpin propinsi, Alhamdulillah ada kemajuan," ujar TGB.

Nyatanya, "pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara". Demikian pengertian pendidikan sebagaimana  tercantum pada Undang-undang sistem pendidikan nasional No 20 Tahun 2003.

Menurut surat al-Mujadalah ayat 11 yang artinya: "Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan". Betapa mulianya orang yang mempunyai ilmu serta menggunakan ilmunya tersebut, sebagaimana hadist Nabi juga mengungkapkan bahwasanya "barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu."

Semua orang di dunia ini pasti pernah mengenyam yang namanya pendidikan, dengan berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikannya. Dengan demikian mereka mendapat pendidikan tidak hanya di sekolah (formal), melainkan pendidikan (Informal) dan pendidikan masyarakat (nonformal). Pendidikan juga berupaya agar peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan yang menjadi prioritas dalam hidupnya. Dari sekian banyak pendidikna yang ada di Indonesia, contohnya pendidikan agama adalah salah satu tujuannya agar peserta didik dapat melaksanakan ibadah dan hidup sesuai dengan ketentuan agama yang dianutnya.

Pada zaman milenial ini ada banyak persepsi masyarakat yang sering menyepelekan Pendidikan Agama, terutama Islam, terkadang beberapa peserta didik bahkan orang tua menganggap materi itu mudah dan membahas hal-hal itu saja. Orangtua peserta didikpun umumnya cenderung untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah umum dibanding sekolah yang berbasis Islam. Mereka beranggapan prospek di masa depan lebih banyak peluang kerjanya dan bias dibilang lebih kerendibandingkan dengan sekolah yang berbasis Islam. Hal tersebut terlihat saat salah seorang peserta didik menjuarai MTQ appresiasinya lebih rendah dibandingkan saat salah seorang peserta didik menjuarai olimpiade matematika atau fisika. Semoga keberadaan TGB dan prestasi akademiknya mampu menjawab tantangan ini.amien.@ 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun