Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peluang Reshuffle Moeldoko 50:50, Terkait Kudeta Demokrat?

3 Februari 2021   22:24 Diperbarui: 3 Februari 2021   22:53 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko memberikan keterangan pers di kediamannya terkait isu kudeta Demokrat, 03/ 02/ 2021 (beritasatu.com/ Joanita De Saojoao).

Jokowi Mania (JoMan) mengabarkan bahwa reshuffle sudah dekat. Setelah dua jabatan menteri yang lowong memicu reshuffle I kini sedang hangat isu peluncuran reshuffle II.

Politisi PKB Faisol Reza menguatkan isu tersebut. Namun berbeda dengan Immanuel Ebenezer, Ketua Relawan JoMan; Faisol mengatakan bahwa reshuffle tidak akan terjadi  dalam waktu dekat. Hanya saja ia memberikan kisi-kisi bahwa satu dari dua nama yang santer diduga wartawan akan lengser adalah benar. Dua nama itu adalah Menteri Pertanian Yasin Limpo dan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) Moeldoko.

Immanuel Ebenezer (detik.com, 03/ 02/ 2021):

"Reshuffle jilid II. Katanya sih dekat-dekat ini. ... Satu sampai tiga."

Soal posisi lainnnya lagi-lagi ada sedikit selisih info soal berapa jumlah menteri yang musti out. Atau saling melengkapi.

PKB kasih petunjuk satu dari dua nama --Yasin Limpo atau Moeldoko-- benar sedang disorot. JoMan menyebut angka sampai 3. Artinya ada dua nama lain maksimal yang perlu segera rapi-rapi berkas di kementerian sebelum boyongan.

Lalu dari dua nama itu, Yasin Limpo dan Moeldoko, siapa yang cenderung bermasalah?

Waketum Nasdem Ahmad Ali mengatakan bahwa kader partainya termasuk Yasin Limpo yakin aman. Kinerja mereka bagus menurut Ali. Meski begitu ia mengakui bahwa jabatan menteri adalah sepenuhnya kewenangan presiden.

Lalu bagaimana Moeldoko?

Hingga saat ini Moeldoko dikait-kaitkan dengan isu kudeta di tubuh Demokrat. Awal tudingan muncul dari Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Andi Arief, hingga Rachlan Nashidik, Moeldoko cenderung dapat menepis. Tetapi semakin hari semakin kuat saja dan sampai Moeldoko merasa perlu mengadakan konferensi pers.

Dalam konferensi pers yang dilakukan di kediamannya baru terkuak bahwa Moeldoko memang kerap bertemu barisan sakit hati Demokrat. Mereka meminta pandangan, saran, atau sekadar curhat situasi internal partai.


Kondisi Demokrat saat ini sedang dilanda konflik internal. Sejumlah ketidakpuasan kader menyeruak ke permukaan antara lain soal iuran dari cabang ke pusat dan seputar pencalonan kader dalam pilkada. Mereka merasakan ada perbedaan antara gaya kepemimpinan AHY dengan ketum-ketum sebelumnya; bahkan hingga masa Anas Urbaningrum yang masih di LP.

Tensi ketidakpuasan itu lantas meningkat dan mengerucut menjadi gagasan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Sejumlah senior Demokrat seperti Marzuki Ali, Darmizal, M Nazaruddin, dan Jhoni Allen Marbun dikatakan terlibat. Moeldoko juga, sebagai pejabat istana yang sudah mendapat restu dari "Pak Lurah".

Bagi Moeldoko pertemuan dengan kader Demokrat adalah hal yang wajar dilakukan seperti halnya dengan orang lain. Ia juga menyebut nama Menko Luhut yang juga menerima kunjungan kader partai SBY itu.

Namun ada perbedaan antara Moeldoko dengan Luhut, dan soal tamu umum dan kader Demokrat.

Yang pertama, Luhut tidak termasuk ke dalam tersangka Demokrat yang gencar disebut sebagai pihak yang akan mengkudeta Ketum AHY. Sementara Moeldoko, bahkan Demokrat sampai merasa perlu menyurati Jokowi untuk klarifikasi.

Kemudian yang kedua, dari keterangan Moeldoko sendiri terungkap bahwa pertemuan dengan kader Demokrat sering terjadi. Jika perbincangan dengan warga Demokrat adalah hal biasa maka frekuensi normalnya hanya satu dua kali saja; yang terjadi secara sambil lalu atau kebetulan mampir. Tetapi jika sering maka tentu ada konsentrasi atau fokus di situ. Demokrat bahkan menuding adanya pendirian posko juga.

Intensitas pertemuan itulah yang dapat menjadi bumerang bagi karir Moeldoko sebagai pejabat KSP. Dengan beban setumpuk pekerjaan KSP --yang ia katakan-- maka waktu luang untuk mendengarkan curhat orang Demokrat adalah suatu hal yang berharga. Moeldoko terkesan terlalu murah hati memberikannya.

Jika kemudian Moeldoko ternyata adalah satu dari dua nama itu yang dikatakan Faisol Reza akan kena reshuffle maka hal itu takkan mengejutkan. Konsentrasi pemerintah pusat yang sedang menggarap penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi secara logis akan mengeliminir personil yang tak sinkron dengan situasi.

Lain halnya andai sorotan terhadap kinerja Moeldoko baru sebagai catatan yang dapat diperbaiki. Karir jabatan KSP Moeldoko dengan demikian akan tuntas hingga akhir masa bakti. Isu reshuffle II pun akan menjauh dari istana dengan sendirinya.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun