Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Faktor JK, Insting Politik yang Bisa Mengubah Permainan Pilpres 2024

24 November 2020   10:04 Diperbarui: 24 November 2020   14:36 6006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H. Jusuf Kalla, mantan wapres pendamping SBY dan Jokowi (Foto: berkuliah.com).

Megawati didukung 3 parpol warisan periode orba termasuk 2 super power yaitu Golkar dan PDIP; satunya lagi PPP.  Gabungan suara tiga partai itu sudah sekitar 53%.

SBY-JK menunggangi kuda pacu baru yang merupakan produk pasca-orba: Demokrat sendiri dibantu antara lain oleh PKB, PAN, PKS.

JK memang orang Golkar, tetapi insting politiknya memilih untuk menyelisihi jalan. Dan, menang. SBY-JK melenggang ke istana dengan perolehan 60,62% suara.

Saat itu memang semangat anti-orba masih kuat, dan Golkar masih diopinikan sebagai musuh bersama. Walhasil suara pemilih yang kecewa dengan Mega tetapi benci Soeharto akhirnya mengalir ke kubu Demokrat. Kebetulan pula Mega-Soeharto berada dalam satu barisan (baca: PDIP-Golkar) pada pilpres putaran kedua, jadi klop-lah sudah.

Menyongsong Pilpres 2009 JK ambil ancang-ancang. Bagusnya kuasai dulu Golkar lalu maju perang.

JK kemudian berhasil jadi orang nomor satu di Golkar menggusur Akbar Tanjung. Namun SBY juga waskita, Demokrat diperkuat sendi-sendinya.

Hasil akhir proses politik lima tahun kelihatan pada Pemilu 2009.

JK-Wiranto yang maju diusung Golkar ternyata tak mampu menaklukkan kubu petahana. SBY sudah terlalu kuat. Perolehan suara legislatif sendiri sangat kentara memperlihatkan peta kekuatan Demokrat vs Golkar.

Dalam pemilu sebelumnya saat masih dipegang Akbar, Golkar meraih 21.58% suara; sementara Demokrat yang baru umur setahun berhasil meraih 7,45%.

Ketika Pemilu 2009 bergulir, Demokrat yang kemudian melesat memuncaki klasemen dengan perolehan 20,85% suara. Sementara itu Golkar di tangan JK nyungsep 7% sehingga hanya mampu mengantongi 14,45% suara.

Kalah Pilpres 2009, kalah pula JK di internal Golkar. Posisinya dikudeta Aburizal Bakrie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun