PDIP merestui Gibran Rakabuming Raka untuk maju Pilwalkot Solo. Dengan keputusan tersebut maka buyarlah sudah mimpi Purnomo untuk menjadi orang nomor satu di salah satu kota basis partai banteng moncong putih tersebut.
Elite PDIP sendiri tentu punya pertimbangan-pertimbangan khusus dalam menentukan kader yang akan berlaga. Intinya, jangan sampai Solo jatuh ke tangan lawan.
Achmad Purnomo (kompas.com, 17/07/2020):
"Iya yang pertama tentunya karena Gibran putranya presiden. Kedua, barangkali masih muda. Saya kan sudah tua, mungkin begitu."
Persaingan antara Gibran dengan Purnomo sejatinya sudah berlangsung sejak Oktober 2019 lalu, yaitu ketika putra sulung Jokowi menyatakan niatnya bertarung dalam pilwalkot. Bagaimana usaha masing-masing bacawalkot menjelang detik-detik penentuan; seberapa tinggi elektabilitasnya; seperti apa perhitungan langkah-langkah lawan; hal itu tentunya menjadi fokus utama pertimbangan Ketum PDIP dalam memberikan restu. Artinya, jika elektabilitas Gibran nyata-nyata jeblok mungkin saja dia tidak akan mendapat tiket maju.
Purnomo kemudian dipanggil Jokowi ke istana berkaitan dengan kegagalan dirinya menerima mandat partai. Ia mengaku diminta untuk membantu Gibran memenangkan pilwalkot; juga mendapat tawaran suatu jabatan.
Tidak banyak yang dapat dikatakan perihal panggilan istana tersebut. Berbaik sangka saja, semoga obrolan Purnomo dengan presiden dilakukan di luar jam kerja, pada waktu ishoma. Semoga pula urusan tersebut tidak mengganggu konsentrasi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.***
