Baca: Mahfud MD, Cawapres Jokowi
Preferensi Jokowi terhadap Mahfud MD rupanya mendapat hambatan dari kubu Muhaimin Iskandar. Sejumlah elit NU menyatakan merasa tidak berkewajiban memenangkan Jokowi jika memilih Mahfud, sambil kemudian menyodorkan Cak Imin. Dengan alasan bukan kader NU, Â Mahfud MD pun terjegal.
Jokowi hingga menit-menit terakhir tampaknya  masih memperjuangkan Mahfud MD agar diterima oleh 9 partai koalisi. Jika calon alternatif cawapres ternyata Moeldoko atau Airlangga, tentulah ada indikasi ke arah itu.Â
Faktanya, Mahfud MD dan beberapa simpatisan berada di Te Sate, restoran yang berada tepat di seberang Plataran Resto tempat Jokowi mengumumkan cawapres resmi.
Berapa nilai mahar cawapres Prabowo?
Banyak indikasi bahwa untuk mendapat restu Prabowo sebagai The Real Boss Gerindra diperlukan dana logistik yang disebut dengan istilah "mahar". Dan itu tidak sedikit.
Indikasi pertama adalah pernyataan Ahok menjelang Pilkada DKI tahun lalu. Ahok menyatakan bahwa untuk maju pilgub saat itu butuh dana sekurang-kurangnya 100 milyar yang harus disediakan kandidat. Memang Ahok tidak menyebut merek, tetapi yang bersangkutan adalah mantan kader Golkar yang loncat ke Gerindra, sebelum kemudian drop out juga dari situ.
Pernyataan Ahok terkonfirmasi saat pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menang di Pilgub DKI. Sandiaga mengaku mengeluarkan dana sekitar 108 milyar selama mengikuti proses pilkada dua putaran tersebut.
Anies sebagai cagub tidak mengeluarkan nominal setara dengan Sandiaga karena perannya bukan sebagai bohir atau penyandang dana tetapi sebagai vote getter. Orang tahu banyak siapa Anies Baswedan, tapi lebih sedikit yang kenal nama Sandiaga.
Bukti selanjutnya adalah kasus perseteruan La Nyalla Mataliti yang gagal maju di pilgub Jatim gara-gara urusan setoran ke partai pengusung, Gerindra. La Nyalla yang pede karena rekomendasi sejumlah ulama 212 akhirnya harus gigit jari karena ternyata rekomendasi itu tidak punya gigi di hadapan restu Prabowo.