Mohon tunggu...
Sandi Agung
Sandi Agung Mohon Tunggu... Perajut Kata dan Penenun Makna

Seorang perajut kata yang menenun makna dalam setiap bait. Dengan pena sebagai kompas dan imaji sebagai peta, yang membangkitkan gema di hati pembaca. Setiap kata yang ditulis bukan sekadar rangkaian huruf, tetapi jendela menuju dunia yang penuh renungan, harapan, dan keindahan tersembunyi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Unik Lebaran di Kerinci: Ratib Saman yang Dikenang dan Diperdebatkan

5 April 2025   21:04 Diperbarui: 5 April 2025   21:04 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto :Ilustrasi ratib saman tariqat sammaniyah (sumber : http://www.incendiaryimage.com)

Kabupaten Kerinci, Jambi, dikenal sebagai salah satu wilayah yang masih menjaga kekayaan budaya Islam yang kental. Salah satu tradisi keagamaannya yang unik dan terus hidup hingga kini adalah Ratib Saman, atau dalam bahasa lokal disebut juga Ratib Tegak. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang spiritual, tapi juga wadah silaturahmi masyarakat. Meski demikian, keberadaannya juga mengundang kontroversi di tengah umat Islam. Lantas, bagaimana sebetulnya praktik Ratib Saman ini, dan di mana letak titik perdebatan?

Asal-Usul dan Pelaksanaan Ratib Saman

Ratib Saman adalah bentuk zikir berjamaah yang dilakukan dalam posisi berdiri dan bergerak ritmis. Biasanya dilakukan setelah ziarah kubur saat hari kedua Lebaran atau pada momen tertentu di Kerinci. Ratib ini berasal dari Thariqah Sammaniyah, didirikan oleh Syekh Muhammad Samman al-Madani, seorang ulama sufi besar yang hidup di Madinah pada abad ke-18.

Dalam pelaksanaannya, para peserta berdiri dalam barisan, mengucapkan kalimat zikir, pujian kepada Allah dan Rasulullah, serta gerakan tangan atau tubuh yang selaras dengan irama bacaan.

Nilai Spiritual dan Sosial Ratib Saman

Tradisi ini dianggap memiliki nilai-nilai edukatif dan spiritual yang tinggi. Di antaranya:

  • Menguatkan ingatan terhadap Allah (dzikrullah).

  • Meningkatkan ukhuwah islamiyah antarwarga desa.

  • Menanamkan kecintaan kepada Rasulullah melalui sholawat.

  • Meningkatkan kebersamaan dan kedisiplinan dalam ibadah.

Bagi masyarakat Kerinci, Ratib Saman bukan sekadar ritual, melainkan bagian dari identitas keislaman dan kebudayaan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.

Dalil Al-Qur'an dan Hadits tentang Zikir

Dalam Al-Qur'an, zikir merupakan amalan utama yang diperintahkan secara jelas:

"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya."
(QS. Al-Ahzab: 41)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka..."
(QS. Al-Anfal: 2)

Sementara dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabb-nya dan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati."
(HR. Bukhari no. 6407)

Artinya, zikir, baik secara individu maupun berjamaah, memiliki dasar yang kuat dalam Islam.

Pandangan Ulama tentang Zikir Berjamaah dan Ratib

Sebagian ulama membolehkan zikir berjamaah dengan suara keras, selama tidak melanggar syariat:

  • Imam Nawawi (Mazhab Syafi'i) menyatakan dalam kitab Al-Adzkar:

    "Zikir berjamaah dengan suara keras setelah salat adalah sesuatu yang disunnahkan selama tidak mengganggu."

  • Syaikh Yusuf al-Qaradawi menyebut bahwa cara berdzikir bisa bervariasi asalkan kontennya tidak menyimpang dari ajaran Islam.

Namun, sebagian ulama mengkritik bentuk zikir tertentu jika:

  1. Mengandung bacaan yang tidak ada dalilnya.

  2. Disertai gerakan yang menyerupai tarian atau tidak proporsional.

  3. Dianggap meniru ritual dari ajaran di luar Islam.

Pro dan Kontra di Tengah Masyarakat

Perdebatan tentang Ratib Saman muncul karena beberapa alasan:

Pro (Pendukung Ratib Saman):

  • Menyebut tradisi ini sebagai bagian dari Islam Nusantara.

  • Tidak mengandung syirik, karena isinya hanya dzikir, tasbih, dan sholawat.

  • Berperan dalam menjaga persatuan umat dan nilai-nilai moral.

Kontra (Pengkritik Ratib Saman):

  • Menilai ada unsur bid'ah karena tidak ada contoh langsung dari Nabi SAW.

  • Gerakan ritmis dianggap menyerupai tarian, yang tidak pantas dalam ibadah.

  • Beberapa bacaan tidak dipahami artinya oleh peserta, sehingga dikhawatirkan hanya ritual tanpa makna.

Telaah Kritis: Bid'ah atau Ijtihad Ulama?

Istilah bid'ah sering menjadi perdebatan. Namun, para ulama membagi bid'ah menjadi dua:

  1. Bid'ah hasanah (baik): jika tujuannya positif dan tidak bertentangan dengan prinsip Islam.

  2. Bid'ah dhalalah (sesat): jika mengandung kesyirikan atau menyalahi aqidah.

Dalam konteks Ratib Saman, selama tidak mengandung keyakinan keliru, bacaan yang digunakan adalah dzikir yang ma'ruf, dan tidak merusak akidah, maka banyak ulama yang masih membolehkan.

Kesimpulan: Menjaga Warisan, Tapi Tetap Kritis

Ratib Saman adalah tradisi yang penuh nilai spiritual dan sosial. Ia mengajarkan cinta kepada Allah dan Rasul, memperkuat ukhuwah, dan menjadi warisan budaya yang memperkaya wajah Islam lokal.

Namun, di era modern ini, penting bagi umat untuk terus menelaah praktik keagamaan secara kritis dan ilmiah. Evaluasi terhadap praktik seperti Ratib Saman hendaknya dilakukan dengan hikmah, adab, dan keilmuan, bukan dengan saling menyalahkan.

Penutup

Islam adalah agama yang menghargai kebudayaan selama tidak bertentangan dengan syariat. Oleh karena itu, pelestarian Ratib Saman di Kerinci harus dilakukan dengan pemahaman yang mendalam terhadap syariat, serta dibarengi dengan edukasi bagi generasi muda, agar tradisi ini tidak menjadi formalitas semata, melainkan tetap bermakna dan mendalam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun