Mohon tunggu...
Agung Priatmoko
Agung Priatmoko Mohon Tunggu... Filsuf karbitan.

Ada yang berbangga diri menjadi ombak diderasnya aliran sungai, ada pula yang cukup menerima menjadi buih di tengah lautan yang tenang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Nilai Kearifan Lokal Dalam Ungkapan Tradisional Jawa "Empan Papan"

17 Agustus 2021   03:01 Diperbarui: 17 Agustus 2021   03:19 1921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Produk budaya Jawa khususnya budaya verbal, memiliki variasi jenis yang sangat banyak. Ungkapan-ungkapan tersebut memiliki kekhasan nilai dan norma yang dapat dijadikan identitas atau jati diri manusia Jawa. Ungkapan tradisional sebagai wujud budaya verbal adalah hal yang menarik untuk diteliti. Ungkapan tradisional ini sering digunakan dan diucapkan orang tua kepada anaknya untuk menasehati. Ungkapan tradisional dalam budaya sangat banyak dan luas, sehingga masyarakat tidak memahami secara mendalam tentang ungkapan tradisional tersebut.Jika tidak dipahami secara mendalam, ada banyak ungkapan tradisional yang tidak relevan dengan keadaan modern seperti sekarang ini.  Hal tersebut yang mendasari saya untuk lebih dalam mempelajari ungkapan tradisional Jawa adalah khususnya slogan "empan papan" dalam budaya Jawa. Bagaimana memaknainya konsep "empan papan" serta keterkaitannya dengan ungkapan tradisional Jawa yang lain sehingga dapat membentuk karakter masyarakat Jawa itu sendiri.

Dalam Sibarani (2012: 112-113) dijelaskan bahwa kearifan lokal adalah kebijaksanaan  atau  pengetahuan  asli  suatu  masyarakat  yang  berasal  dari  nilai  luhur tradisi  budaya  untuk  mengatur  tatanan  kehidupan  masyarakat.  Kearifan  lokal  juga dapat  didefinisikan  sebagai  nilai  budaya  lokal  yang  dapat  dimanfaatkan  untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat secara arif atau bijaksana. Jadi,  dapat  dikatakan  bahwa  kearifan  lokal  terbentuk  sebagai  keunggulan budaya. Oleh  karena  itu,  sangat  beralasan jika  dikatakan  bahwa  kearifan  lokal  merupakan  entitas  yang  sangat  menentukan harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya. Hal itu berarti kearifan lokal yang di dalamnya berisi unsur kecerdasan kreativitas dan pengetahuan lokal dari para elit dan  masyarakatnya  adalah  yang  menentukan  dalam  pembangunan  peradaban masyarakatnya. Dalam masyarakat, khususnya dalam budaya Jawa, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam slogan/ungkapan tradisional, nyanyian, pepatah,  sasanti,  petuah,  dan  kitab-kitab.

Slogan "empan papan" ini mengandung arti bahwa seseorang harus peduli akan situasi dan kondisi. Sebelum melakukan suatu tindakan, manusia harus mempertimbangkan situasi dan kondisi di lingkungan. Dalam slogan "empan papan" ini esensinya adalah kita harus melihat konteksnya terlebih dahulu. Menurut saya pribadi, slogan "empan papan" dapat membuat ungkapan tradisional lain menjadi positif. Misalnya pada slogan "alon-alon waton kelakon", "giyak-giyak waton kecandhak" yang mungkin saat ini tidak relevan dengan dunia modern yang serba cepat dan instan. Slogan "empan papan" ini jika dimaknai secara luas dapat menjadikan diri pribadi seseorang bijak dalam menyikapi banyak hal.  Orang  Jawa  sering  kali  menganggap  bahwa  kebenaran  suatu  sikap  dan tindakan  itu  sifatnya  relatif.  Artinya  benar  pada  suatu  waktu  dan  pada  tempat tertentu  dapat  menjadi  tidak  benar  bila  diterapkan  pada  waktu  dan  tempat  yang berbeda. Orang  Jawa  sering  kali  menganggap  bahwa  kebenaran  suatu  sikap  dan tindakan  itu  sifatnya  relatif.  Artinya  benar  pada  suatu  waktu  dan  pada  tempat tertentu  dapat  menjadi  tidak  benar  bila  diterapkan  pada  waktu  dan  tempat  yang berbeda. Oleh  karena  itu  orang  Jawa  juga  mendasarkan  kebenaran  sikap  dantindakan itu dalam suatu ungkapan, yakni yang disebut empan papan. Empan  papan  terdiri  atas  kata  empan  yang  berarti  penerapan  dan  kata papan  yang  berarti  tempat.  Empan  papan  adalah  suatu  sikap  tertentu  sehingga sikap itu tidak bertentangan dengan keadaan dan aturan yang terjadi di tempat dan pada  waktu  tertentu  di  mana  pelakunya  tinggal.  Konsep  empan  papan  menuntut keluwesan  lahir  batin  untuk  menyesuaikan  diri  dengan  situasi  dan  kondisi  pada tempat  dan  waktu  tertentu.  Sikap  dan  tindakan  seseorang  harus  dipertimbangkan tujuannya,  yakni  untuk  siapa,  di  mana,  bagaimana  caranya,  hingga  seberapa  jauh kemungkinan  pelaksanaannya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun