Mohon tunggu...
dr Agung Budisatria MM
dr Agung Budisatria MM Mohon Tunggu... Melayani dan membagikan untuk perubahan dan kemajuan bangsa

Melayani dan membagikan untuk perubahan dan kemajuan bangsa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terkuak Agenda Tersembunyi Trump Dan Plot Twist Trade War China!

12 April 2025   22:55 Diperbarui: 12 April 2025   23:06 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Business outlookInput 

Seperti kita ketahui semua bahwa Amerika melakukan perang dagang dengan menaikkan tarif, tidak hanya ke China namun juga ke semua negara, termasuk Indonesia.  Perhitungan tarif yang dikenakan dihitung berdasarkan besaran surplus perdagangan dengan Amerika. 

Nah kita perlu tahu, apa sebenarnya tujuan dari negara yang menganggap dirinya superpower ini, menantang seluruh negara dengan Trade War?  Selain keuntungan financial dari short selling ternyata Paman Sam ingin menghidupkan lagi INDUSTRIALISASI di negaranya.  Kenapa? Amerika saat ini tercatat sebagai negara dengan jumlah Hutang terbanyak di dunia,  USD 22T atau IDR 368.008T !!! Dan pemberi hutang terbanyak ke  Amerika adalah China dan Jepang.  Sehingga Amerika jika tidak mampu membayar hutang dan bunganya yang terus bergulung, bisa jadi negara gagal bayar.  Itulah yang membuat Trump ingin membangkitkan lagi indusdtri manufatur di Amerika.  Namun apakah hal ini bisa terjadi?

Coba kita hitung saja, biaya tenaga kerja di China USD 6/jam sedangkan biaya kerja di Amerika USD 40/jam.  Sehingga jika sama-sama bekerja 4 jam maka buruh di China akan mengantongi USD 24 sedangkan pekerja di Amerika mendapatkan USD 160.  Disamping itu menurut Tim Cook, pendiri Apple, tidak hanya masalah pendapatan pekerja saja, namun di China sudah ada sekolah vokasi khusus membuat Iphone, Ipad dengan hasil yang sangat baik.  Jika Amerika juga akan membangun sekolah tersebut, tentu akan dibutuhkan waktu sekitar 5 tahun.  Jadi 5 tahun hanya untuk mentraining pekerjanya saja.  Nah melihat faktor diatas, tentunya Reindustrialisasi di Amerika, bisa dikatakan Imposible.  Trump dengan para pembantunya harusnya tahu jika Reindustrialisasi tidak akan berhasil di Amerika.  Jadi kenapa mereka melakukakan Trade War??

jawabannnya adalah US Treasury.  US Treasuri adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Amerika yang dijamin penuh oleh pemerintah Amerika.  Jadi saat investor membeli maka mereka akan memberi hutang ke pemerintah Amerika dan investor nanti akan dibayar beserta bunganya sesuai tenor waktu nya.  Karena dijamin oleh pemerintah Amerika dan dianggap aman, US Treasury ini banyak dimiliki oleh China dan Jepang yang tercatat sebagai negara pemberi hutang terbanyak ke Amerika.  Selanjutnya uang ini dipakai pemerintah Amerika untuk menutup defisit anggaran, pengeluaran negara yang lebih besar dari pendapatan pajak, membayar program sosial, medicare, gaji pegawai, dan juga membayar hutang jatuh tempo.  Membayar hutang lama dengan hutang baru ini seperti gali lobang tutup lobang, beberapa negara juga melakukan ini. 

Kita simpulkan bahwa US Treasury adalah alat utama untuk menutup defisit dan menjaga roda pemerintahan dan ekonomi agar bisa tetap jalan.  Sehingga jika peminat US Treasury ini berkurang akan sangat berbahaya.  Menurut IMF rasio utang US terhadap PDB pada tahun 2029 nanti akan sebesar 131,7%, artinya jumlah hutang negara lebih besar dari ukuran ekonominya.  Sehingga Amerika ingin menurunkan bunga hutang dengan membuat investor merasa takut, sehingga investor akan beralih ke US Treasury.  Sehingga harga Treasury akan naik namun Yieldnya turun.  Harga naik, permintaan naik, kupon nya tetap, Yieldnya akan turun. Inilah agenda tersembunyi kenapa Amerika melakukan perang tarif gila gilaan.  

Tapi disini Plot Twist nya!  Saat Amerika menciptakan ketakutan besar di pasar seluruh dunia, sehingga investor pada lari dan membeli US Treasury yang lebih aman, termasuk triliunan capital outflow, yang keluar dari bursa Indonesia.  China tidak tinggal diam.  China mengacaukannya dengan  cara melawan balik dengan menjual US Treasury dalam jumlah besar.  Bagaimana serangan balik ini bisa efektif? Jika US Treasury dijual dalam jumlah yang sangat banyak, maka tekanan jual nya akan tinggi, hal ini akan membuat harga treasury turun, jika harga turun maka yieldnya akan naik. Yield yang tinggi ini akan membuat beban bunga utang Amerika akan naik.  China memang smart!

China sudah mengantisipasi sejak lama, dalam 11 tahun terakhir sudah menjual US Treasury sebanyak 40% dari kepemilikannya dari sekitar USD 1,3 Trilliun sekarang tersisa USD 900 Trilliun.  Sebelumnya China ini pemilik US Treasury terbesar didunia.  Ini bukan angka yang kecil jika ratusan milyar dollar dikeluarkan dalam sistem keuangan Amerika.  Jadi ini salah satu strategi China untuk mengurangi ketergantungan dengan Amerika, dengan terus menjual US Treasury.  Tentunya ini akan membuat US Treasury yieldnya makin naik, biaya utang naik, APBN Amerika juga makin berat, imbasnya kredibilitas utang Amerika akan terganggu.  Langkah kedua China dengan melemahkan nilai tukar Yuan 7,2 ke USD.  Ini merupakan penurunan yang terendah nilai tukar yuan terhadap USD sejak 2023.  Tujuannya jika nilai tukar Yuan lebih rendah maka ekspor China pasar US dan seluruh dunia akan lebih kompetitif.  Pintar sekali China dalam bermain catur financial.  

Semoga krisis yang diakibatkan perang dagang ini segera berakhir dan Indonesia juga pintar menghadapinya!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun