3. Diskusi Menjadi Buntu
Kalimat "saya sudah tahu" ini seringkali menurunkan selera diskusi dan obrolan. Bahkan tak jarang juga menghentikan percakapan di titik awal. Padahal, diskusi yang terbuka justru bisa menumbuhkan ide, memperkaya jejaring, dan memperluas perspektif. Seorang penulis, blogger, atau trainer yang rendah hati untuk terus mendengar, akan mendapatkan lebih banyak bahan, kisah, dan insight untuk karyanya.
4. Antara Tahu dan Terampil
Banyak orang tahu teori, tetapi belum tentu terampil menerapkannya. Mengucapkan "saya sudah tahu" seakan menyamakan pengetahuan dengan penguasaan. Padahal, perbedaan di antara keduanya ibarat membaca resep dengan benar-benar mahir memasak.
Hingdranata Nikolay, seorang master trainer NLP, pernah menyampaikan pesan yang sangat tegas: "Jangan pernah berucap 'saya sudah tahu' sampai Anda sudah mempraktikkan dan mendapat hasil yang Anda inginkan secara konsisten.
Lebih jauh, Pak Hing - begitu yang biasa akrab dipanggil, menambahkan, "Pengetahuan sama sekali bukan power. Knowledge is not power. Action is. Melakukan yang dipelajari itulah power!".
5. Citra dan Personal Branding
Profesional di era digital hidup dari kredibilitas. Kalimat "saya sudah tahu" bisa merusak citra diri sebagai pribadi yang terbuka dan bersahabat. Sebaliknya, mereka yang selalu ingin mendengar dan belajar, meski dari hal yang sederhana, akan lebih dihargai dan dipercaya.
Alternatif Ungkapan yang Lebih Elegan
Daripada menutup pintu dengan "saya sudah tahu", seorang profesional bisa menggunakan kalimat yang lebih membangun:
"Saya pernah mempelajarinya, tapi saya ingin dengar sudut pandang Anda."
"Topik ini menarik, mungkin ada hal baru yang bisa saya tangkap."
"Saya familiar, tapi silakan lanjut, siapa tahu ada insight berbeda."
Kalimat-kalimat ini menunjukkan sikap terbuka, menghargai lawan bicara, sekaligus menjaga reputasi.
Ingatah Selalu, Profesional Sejati Selalu Rendah Hati
Bagi penulis, blogger, akademisi, trainer, coach, dan pebisnis, kalimat sederhana bisa berdampak besar. Ucapan "saya sudah tahu" bukan sekadar tiga kata, tapi cermin sikap terhadap ilmu, orang lain, dan diri sendiri.