Sedekah bukan hanya untuk orang lapang, bahkan yang sempit pun diperintahkan bersedekah. Nabi Saw bersabda:
"Jagalah dirimu dari api neraka walau hanya dengan (sedekah) sebiji kurma." (HR. Bukhari dan Muslim)
Keikhlasan dalam memberi, meski kecil, bisa menjadi sebab Allah luaskan pintu rezeki.
Ikhtiar yang Realistis dan Halal
Selain amalan hati dan ibadah, seorang suami tetap wajib berusaha. Bekerja halal, walau sederhana, lebih mulia daripada meminta-minta. Nabi Saw bersabda:
"Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil kerja tangannya sendiri. Dan sungguh Nabi Dawud makan dari hasil kerja tangannya."Â (HR. Bukhari)
Maka jangan malu menjadi dan melakukan pekerjaan apa pun. Yang penting halal, berkah dan thoyib. Justru di situlah kemuliaan seorang suami di hadapan Allah dan keluarganya.
Kekuatan Sabar dan Tawakkal
Para ulama salaf menekankan bahwa sabar dan tawakkal adalah dua sayap yang harus dibentangkan. Sabar menahan diri dari keluh kesah, sementara tawakkal adalah meyakini bahwa hasil akhir sepenuhnya di tangan Allah.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Barangsiapa bersandar kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan mencukupinya dari arah yang tidak ia sangka."
Ini sejalan dengan firman Allah Swt:
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya."Â (QS. At-Talaq: 2-3)
Menjaga Hati Keluarga di Tengah Kesempitan
Ujian finansial jangan sampai memutus komunikasi dan kasih sayang dalam keluarga. Suami yang jujur dan terbuka kepada istrinya, lalu bersama-sama sabar dan berdoa, akan merasakan keberkahan kesempitan.
Syaikh al-Albani rahimahullah menasihatkan: "Seorang istri shalihah adalah penolong suaminya dalam menghadapi sempitnya dunia. Ia ridha dengan sedikit, karena yakin pada janji Allah."
Maka jangan biarkan ujian ekonomi merenggangkan rumah tangga. Justru dengan sabar bersama, Allah akan bukakan pintu keberkahan.