"What happens next is..."
Kalimat ini membangun alur dan membuat orang merasa ada kepastian.
Saat dalam presentasi produk UMKM, Anda bisa menutup dengan, "Yang akan terjadi setelah ini adalah tim kami akan menghubungi Anda untuk memastikan produk sampai tepat waktu." Praktis, jelas, meyakinkan.
"If I can, will you...?"
Frasa ini membuka ruang negosiasi yang adil dan saling menguntungkan.
Sebagai contoh, dalam dunia jual beli properti, agen bisa berkata, "Kalau saya bisa pastikan cicilan ringan, apakah Anda siap survei lokasi minggu ini?" Jelas, ini pertanyaan yang apik dan mengunci.
Refleksi dan Ajakan
Membaca buku ini membuat kita sadar: kata-kata adalah alat kepemimpinan, komunikasi, bahkan branding pribadi. Kata bisa membangun, kata bisa menghancurkan, dan kata bisa membuka peluang yang sebelumnya tertutup.
Sudah banyak contoh di Indonesia dimana pemimpin daerah, anggota dewan, atau pejabat tinggi yang berkata-kata tidak tepat. Berlebihan, dan ada yang terkesan arogan. Akibatnya, netizen pun gaduh, demo besar-besaran turun ke jalan. Dan akhirnya, sang tokoh ini pun minta maaf dan mengklarifikasi ucapannya.
Kembali ke bahasan buku ini. Phil M. Jones tidak sedang mengajarkan trik manipulatif di buku ini, tapi ia mengajak kita lebih sadar dalam memilih kata. Kaya yang membangkitkan kepercayaan, rasa ingin tahu, dan keputusan.
Jadi, pertanyaan reflektif untuk Anda hari ini:
Jika satu kalimat bisa mengubah arah hidup, kata apa yang akan Anda pilih mulai sekarang?
Karena sukses bukan kebetulan. Sukses lahir dari pola pikir yang tepat, tindakan nyata, dan kata-kata yang kuat serta bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI