Yang telah berlalu biarlah menjadi pelajaran. Orang beriman tidak menyesali takdir hingga merusak hidupnya hari ini. Ia terus melangkah dengan hati yang rida.
Takut Masa Depan? Inilah Obatnya
Rasa takut berlebihan terhadap masa depan adalah kelemahan iman. Seorang muslim meyakini janji Allah:
"Siapa pun yang bertakwa kepada Allah, pasti Allah akan membukakan jalan keluar baginya, dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Siapa pun yang bertawakal kepada Allah, pasti Allah akan mencukupkan keperluannya." (QS. Ath-Thalq, 65: 2-3)
Kunci ketenangan hati adalah takwa dan tawakkal. Dengan itu, seorang muslim tidak dihantui kekhawatiran berlebihan, sebab ia yakin Allah yang memegang masa depan.
Hidup Tenang dengan Fokus pada Hari Ini
Hasan al-Bashri rahimahullh berkata: "Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka berkuranglah sebagian dirimu."
Maka muslim sejati hidup dengan memanfaatkan hari ini: memperbanyak ibadah, memperbaiki amal, dan menebar kebaikan. Ia tidak sibuk menyesali masa lalu, tidak pula terperangkap bayang-bayang masa depan.
Kunci Bahagia: Rida dengan Takdir, Tawakkal pada Allah
Seorang muslim yang baik tidak terseret dalam kesedihan masa lalu, tidak pula gentar menghadapi masa depan. Ia rida dengan ketentuan Allah yang telah terjadi, dan menaruh harapan penuh kepada Allah untuk hari-hari yang akan datang.
Hidupnya menjadi tenang, karena ia menjalani prinsip tauhid: hanya Allah yang ia sembah, hanya kepada-Nya ia bergantung.
"Orang-orang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik adalah orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk." (QS. Al-An'm, 6: 82)
Wallahu a'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI