Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Transformative Human Development Coach | Penulis 4 Buku

Agung MSG – 🌱 Transformative Human Development Coach ✨ Mendampingi profesional bertumbuh lewat self-leadership, komunikasi, dan menulis untuk reputasi. 📚 Penulis 4 buku dan 1.400+ artikel inspiratif di Kompasiana. 💡 Penggagas HAI Edumain – filosofi belajar dan berkarya dengan hati, akal, dan ilmu. 📧 agungmsg@gmail.com | 🔗 bit.ly/blogagungmsg | 📱 @agungmsg 🔖 #TransformativeCoach #LeadershipWriting #GrowWithAgung “Menulis bukan sekadar merangkai kata, tapi merawat jiwa dan meninggalkan jejak makna.”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru SD, Jadilah Pintu Masa Depan Muridmu: Kenalkan Mereka pada Dunia Deep Learning

28 Juli 2025   13:54 Diperbarui: 28 Juli 2025   13:54 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Data -- Bahan Belajar Mesin

Apa yang dibutuhkan agar mesin bisa belajar? Data. Sama seperti guru butuh buku dan murid butuh soal latihan, mesin pun butuh "makanan" berupa data. Semakin banyak dan beragam datanya, semakin baik mesin dalam belajar. Jika kita ingin mengajarkan mesin mengenali burung, maka kita harus memberinya banyak gambar burung dari berbagai sudut dan warna. Dari situlah pembelajaran dimulai.

Kesimpulannya, sebagai guru, kita tak harus menjadi teknolog atau ilmuwan. Cukup memahami bahwa Deep Learning adalah cara baru bagi mesin untuk belajar dari data, seperti murid yang belajar dari pengalaman. Dan dengan pemahaman ini, kita dapat mulai menyusun pembelajaran yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga penuh makna, nilai, dan arah.

Ingatlah, Masa Depan Itu Dimulai dari Ruang Kelas Hari Ini

Kita tidak sedang mempersiapkan anak-anak untuk hidup di zaman kita. Kita sedang mempersiapkan mereka untuk zaman mereka, yang dipenuhi oleh teknologi cerdas, keputusan berbasis data, dan interaksi dengan sistem digital.

Sebagai guru SD, kita tidak harus menjadi ilmuwan data atau insinyur AI. Tapi kita bisa menjadi penjaga nurani, pembuka cakrawala, dan penyala harapan agar teknologi hadir untuk manusia, bukan menggantikan manusia.

Dan semua itu bisa dimulai dengan satu langkah kecil:
Memahami apa itu Deep Learning dan mengajarkannya dengan cara yang membumi.

* Artikek ini ditulis oleh Kompasianer untuk guru dan pendidik masa depan, juga untuk para orang tua wali murud yang sempat kaget mengapa anak kelas 3 SD sudah dikenalkan dengan AI. Meski akhinya mereka faham, bahwa anak-anaknya kelak akan hidup di era AI.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun