Jika siang hari adalah medan perjuangan menahan diri, maka malam hari adalah waktu untuk mengadu kepada Allah, memperkuat ikatan ruhiyah melalui shalat malam. Rasulullah bersabda:
"Barang siapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."Â (HR. Bukhari dan Muslim)
Shalat malam adalah tanda kecintaan sejati kepada Allah. Dalam keheningan malam, seorang mukmin berbisik dalam sujudnya, meminta ampunan, rahmat, dan petunjuk. Inilah jihad kedua: melawan kantuk, menepis rasa malas, dan menegakkan shalat dengan penuh kekhusyukan.
Menggabungkan Dua Jihad: Rahasia Keberuntungan Hakiki
Seseorang yang mampu menjalankan dua jihad ini dengan ikhlas akan mendapatkan keberuntungan yang tidak terhingga. Allah berfirman:
"Hanya orang-orang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas."Â (QS. Az-Zumar, 39: 10)
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk bertransaksi dengan Allah. Hidup ini adalah perdagangan: apakah kita akan memilih transaksi yang menguntungkan dengan Allah atau justru rugi dengan memilih kesenangan dunia yang sementara? Sebagaimana sabda Rasulullah :
"Surga dan neraka lebih dekat kepada seseorang dibanding tali sandalnya." (HR. Bukhari)
Maka, siapakah di antara kita yang akan memanfaatkan Ramadhan ini sebagai momen untuk meraih kemenangan sejati?
Kesimpulan: Jadilah Pejuang di Bulan Ramadhan
Tidak semua orang diberikan kesempatan untuk merasakan Ramadhan ini. Setiap detiknya adalah ladang pahala, setiap amalnya adalah investasi menuju kebahagiaan abadi. Dua jihad ini - puasa di siang hari dan shalat malam - adalah jalan menuju ridha Allah. Dengan kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan, seorang hamba akan meraih pahala tanpa batas, hingga akhirnya berjumpa dengan Allah dalam keadaan mulia.