Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Transformative Human Development Coach | Penulis 4 Buku

Agung MSG – 🌱 Transformative Human Development Coach ✨ Mendampingi profesional bertumbuh lewat self-leadership, komunikasi, dan menulis untuk reputasi. 📚 Penulis 4 buku dan 1.400+ artikel inspiratif di Kompasiana. 💡 Penggagas HAI Edumain – filosofi belajar dan berkarya dengan hati, akal, dan ilmu. 📧 agungmsg@gmail.com | 🔗 bit.ly/blogagungmsg | 📱 @agungmsg 🔖 #TransformativeCoach #LeadershipWriting #GrowWithAgung “Menulis bukan sekadar merangkai kata, tapi merawat jiwa dan meninggalkan jejak makna.”

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Setiap Kata Itu Ada Energinya, Terlepas ke Alam Semesta dan Memantul Kembali ke Kita

5 Desember 2024   18:29 Diperbarui: 5 Desember 2024   18:37 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata-kata adalah cermin jiwa; baik kata-kata kita, baiklah hidup kita.|Image: myreadables.com

“Setiap kata adalah energi. Ia terlepas ke alam semesta, memantul kembali ke kita, membawa berkah atau beban. Pilihlah untuk berkata baik.”

Guru saya pernah berkata, “Hati-hati dengan penggunaan kata negatif — apa pun kata itu. Karena setiap kata memiliki energi, yang akan terlepas ke semesta dan memantul kembali kepada kita.” Kata-kata ini begitu sederhana namun mendalam, mengingatkan kita pada kekuatan lisan yang sering kali terabaikan.

Dalam bahasa Sunda, kata “goblok” misalnya, memiliki padanan dengan “gebleg”. Sementara dalam bahasa Indonesia, menurut KBBI, kata ini serupa dengan: Bambung, Bebal, Bego, Beloon, Bodoh, Debil, Domot, Dongok, Dungu, Jahil, Pandir, Picik, dan Tolol. Kata-kata seperti ini mengandung energi negatif yang bukan hanya merusak hubungan antar manusia tetapi juga kembali mencoreng hati dan jiwa pengucapnya. Pepatah lama "mulutmu, harimaumu" menjadi pengingat bahwa lisan adalah pedang bermata dua — mampu menyelamatkan, sekaligus mencelakakan.

Maka, tidaklah mengherankan bila Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya menjaga lisan. Dalam sebuah hadits beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam" (HR Bukhari). Pernyataan ini tidak sekadar nasihat moral, melainkan panduan hidup yang memancarkan hikmah mendalam.

Mengapa Nabi Menyuruh Kita Berkata Baik atau Diam?

Kata-kata memiliki pengaruh luar biasa — bukan hanya terhadap orang lain, tetapi juga kepada diri sendiri. Dalam Islam, setiap ucapan adalah amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan. Berikut beberapa alasan mengapa berkata baik lebih utama daripada diam:

1. Energi positif dan penghormatan diri. Kata-kata yang baik menyebarkan energi positif ke sekitar kita. Ini bukan sekadar fenomena psikologis, tetapi juga spiritual. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 83: "Berkatalah yang baik kepada manusia…" Dengan berkata baik, kita meningkatkan derajat di sisi Allah dan memperbaiki hubungan sosial.

2. Menghindari kerusakan dan dosa. Kata-kata buruk adalah akar konflik. Perkataan negatif dapat menyulut kebencian, merusak hubungan, dan menciptakan dosa. Sebaliknya, diam adalah benteng yang melindungi kita dari kesalahan lisan.

3. Memberikan inspirasi dan kebaikan. Kata-kata baik adalah sedekah. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Berkata yang baik adalah sedekah" (HR Bukhari). Mengucapkan sesuatu yang bermanfaat, menyemangati, atau memberi nasihat mampu menjadi ladang pahala yang terus mengalir.

Energi Kata dalam Perspektif Islam

Setiap kata yang kita ucapkan, baik maupun buruk, akan mengirimkan gelombang energi ke semesta. Prinsip ini tidak hanya relevan dalam spiritualitas Islam, tetapi juga selaras dengan temuan ilmiah tentang kekuatan afirmasi positif. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Isra’ ayat 53: "Katakan kepada hamba-hamba-Ku, 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar...'"

Kata-kata buruk, seperti fitnah, ghibah, atau cacian, bukan hanya merusak hubungan antarmanusia, tetapi juga menciptakan getaran negatif yang kembali ke pengucapnya. Sebaliknya, kata-kata positif menguatkan iman, mempererat ukhuwah, dan membawa keberkahan.

Manfaat Menjaga Lisan

Menjaga lisan memberikan manfaat luar biasa, baik secara duniawi maupun ukhrawi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Ridha Allah SWT. Allah mencintai hamba-Nya yang menjaga lisan. Setiap ucapan yang baik dicatat sebagai amal kebajikan.

2. Surga sebagai balasan. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barang siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (mulut) dan di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin surga untuknya." (HR Bukhari dan Muslim).

3. Meningkatkan kualitas hubungan sosial. Kata-kata positif menciptakan suasana harmonis, memperkuat hubungan, dan menumbuhkan rasa saling percaya.

4. Melindungi diri dari kebinasaan. Dalam sebuah hadits, Nabi SAW memperingatkan: "Tidaklah manusia terjungkal ke dalam neraka di atas wajah mereka, kecuali akibat lisan mereka." (HR Tirmidzi).

5. Membangun citra diri positif. Orang yang bijak dalam bertutur akan dihormati, dipercaya, dan disukai oleh orang lain.

Praktik Menjaga Lisan dalam Kehidupan Sehari-hari

Agar lisan senantiasa menjadi sumber kebaikan, berikut beberapa cara yang dapat diterapkan:

1. Berpikir sebelum berbicara. Evaluasi manfaat dan dampak dari setiap kata yang akan diucapkan.
2. Gunakan kata-kata yang memotivasi. Ucapkan kalimat yang menginspirasi, menyemangati, dan membangun.
3. Hindari ghibah dan dusta. Perkataan buruk hanya menambah dosa dan merusak ukhuwah.
4. Berbicara dengan ikhlas. Pastikan setiap ucapan lahir dari niat baik dan demi kebaikan bersama.
5. Jaga emosi saat berbicara. Saat marah, lebih baik diam untuk menghindari ucapan yang tidak pantas.

Kesimpulan

Setiap kata adalah doa, dan setiap doa adalah energi yang akan kembali kepada kita. Maka, jadilah pribadi yang menjaga lisan, berbicara dengan hikmah, dan menyebarkan kebaikan. Sebagaimana Rasulullah SAW telah mengingatkan, "Kata-kata yang baik adalah sedekah."

Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya membangun hubungan harmonis dengan sesama manusia, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mari kita mulai hari ini dengan memilih kata-kata terbaik, yang membawa keberkahan bagi dunia dan akhirat.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk berkata baik dan menjaga lisan dari segala keburukan. Aamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun